Jangan Anggap Enteng Penyakit GERD, Jika Diabaikan Bahaya! Bisa Mengancam Jiwa, Begini Gejala Utamanya

- 10 Februari 2022, 14:29 WIB
Foto Iustrasi sakit GERD
Foto Iustrasi sakit GERD /Freepik/benzoix


GALAJABAR - Penyakit GERD atau Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD) jangan dianggap enteng. Memasng penyakit ini tidak mengancam jiwa secara langsung, namun dapat mengakibatkan beberapa komplikasi yang berbahaya.

Jika diabaikan dan tidak diobati dengan benar dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada dinding dalam kerongkongan (esofagus).

GERD adalah penyakit saluran cerna dengan gejala dan komplikasi yang mengganggu, akibat refluks atau naiknya isi lambung ke kerongkongan. GERD bisa disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter pada esofagus bagian bawah, sehingga tidak mampu menutup dengan baik.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Pertandingan PSS Sleman vs Persib, Pemain Bertekad Ingin Bangkit Raih Kemenangan

"Lama-kelamaan akan menyebabkan luka kronis, penyempitan pada kerongkongan bawah, sampai terjadi kanker esofagus," ungkap Dokter Spesialis Gastroenterologi FKUI-RSCM Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, Kamis, 10 Februari 2022.

Gejala utama penyakit ini adalah sensasi nyeri dan juga rasa terbakar (heartburn) pada dada dan mulut terasa pahit.

Prof. Ari menyebutkan beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan GERD seperti obesitas, hernia hiatal, kehamilan, pengosongan lambung yang terlambat dan skleroderma.

Baca Juga: Ridwan Kamil Minta Perguruan Tinggi di Jabar Rancang Prodi Inovatif Kolaborasi dengan Industri

Selain itu, kekambuhan dari GERD juga dapat dipicu oleh beberapa aktivitas seperti merokok, mengkonsumsi makanan dalam porsi besar sekaligus, makan di waktu yang terlalu larut, mengkonsumsi makanan yang berlemak atau digoreng, mengkonsumsi minuman atau makanan berkafein, serta mengkonsumsi obat tertentu seperti aspirin.

Penanganan GERD yang tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi peradangan pada dinding dalam kerongkongan atau esofagus. Peradangan tersebut dapat menyebabkan munculnya luka hingga jaringan parut di kerongkongan sehingga penderita menjadi sulit menelan.

"Kondisi ini juga memicu terjadinya Esofagitis, Striktur Esofagus, dan Barrett’s Esophagus yaitu penyakit yang berisiko menimbulkan kanker esofagus. GERD dapat menyebabkan kematian apabila sudah terjadi perubahan struktur esofagus dan bertransformasi menjadi kanker esofagus," kata Prof. Ari dikutip Antara.

Baca Juga: Rincian Harga Emas, Kamis 10 Februari 2022, Ada yang Naik Ada juga yang Stabil, Antam 1 Gram Rp980.000

Secara global, prevalensi GERD adalah 8-33 persen (semua umur, semua jenis kelamin). Prevalensi GERD di masing-masing negara berbeda-beda, contohnya lebih dari 25 persen di Asia Selatan dan Eropa Selatan, 18-27 persen di Amerika Utara, dan kurang dari 10 persen di Asia Timur, Asia Tenggara, Kanada, dan Prancis.

Sebuah penelitian di Indonesia menunjukkan prevalensi GERD pada penduduk perkotaan adalah 9,35 persen. Namun sebuah survei online dengan 2.045 responden, menunjukkan bahwa 57,6 persen dari mereka menderita GERD yang diketahui dengan mengisi GERD-Quesionnaire (GERD-Q).

Baca Juga: WASPADA! Jabar Diguyur Hujan Sepanjang Hari: Prakiraan Cuaca Wilayah Jawa Barat Kamis, 10 Februari 2022

Menurut Prof. Ari, penatalaksanaan yang paling penting dari GERD adalah dengan mencegah terjadinya kekambuhan. Oleh karenanya, perlu ada edukasi kepada penderita agar memahami faktor risiko dan pemicu dari terjadinya GERD, untuk sebisa mungkin dihindari.

"Penderita GERD juga akan direkomendasikan untuk melakukan perbaikan gaya hidup untuk mencegah kekambuhan, seperti memiliki berat badan ideal, berhenti merokok, tidak berbaring segera setelah makan, makan dengan perlahan, serta tidak menggunakan pakaian yang terlalu ketat pada area pinggang," jelasnya. ***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah