Yang ketiga, kesabaran menghadapi musibah. Musibah lapar, musibah kehausan, itu adalah merupakan musibah yang menimpa kita disaat kita berpuasa.
Maka tiga derajat kesabaran ini Allah berikan kepada kita agar menjadi suatu bekal yang kita senantiasa pegang setelah bulan Ramadhan. Kita berusaha untuk sabar setelah itu dengan shalat kita, dengan bacaan Al-Qur’an kita, dengan shalat malam kita, dengan pauasa kita.
Ketika seseorang istiqamah setelah Ramadhan di atas ketaatan, sungguh dia telah merasakan Ied yang sebenarnya. Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam kitab Lathaiful Ma’arif berkata:
ليس العيد لمن لبس الجديد
“Bukanlah hari raya itu bagi orang yang memakai pakaian baru,”
إنما العيد لمن طاعاته تزيد
“Akan tetapi bagi orang yang ketaatannya bertambah.”
Setelah Ramadhan semakin bertambah ketaatan dia kepada Allah. Sebelum Ramadhan mungkin ia jarang shalat tahajud, setelah Ramadhan semakin ia rajin shalat tahajud. Sebelum Ramadhan mungkin ia kurang membaca Al-Qur’an, kurang untuk melaksanakan shalat sunnah, tapi setelah Ramadhan semakin bertambah ketaatan dia kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Baca Juga: Lokasi Sholat Idul Fitri 1444 H di Kota Bandung Jumat 21 April 2023
Inilah saudaraku.. Tanda orang yang diterima ibadahnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena hakikat ibadah puasa adalah untuk menimbulkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukankah Allah Ta’ala berfirman: