Film "Diana" Mengungkap Kisah Kejujuran Seorang Putri Kerajaan Inggris

3 November 2020, 17:02 WIB
Putri Diana. / twitter.com/@ImagenRetro/

GALAJABAR - Kisah kehidupan Putri Diana sampai sekarang masih menarik untuk diperbincangkan. Wajah cantiknya, bergelar putri dari seorang pangeran Kerajaan Inggris, gaya rambutnya yang banyak ditiru perempuan di dunia, senyumnya nan manis serta sikap ramahnya akan selalu dikenang sampai kapan pun.

Banyak kisah kehidupan Putri Diana yang sudah dibukukan, dan sekarang baru diangkat ke layar lebar. Namun film dokumenter pertama tentang Putri Diana, "Diana" baru akan tayang di tayang di bioskop seluruh dunia pada musim panas 2022 sebagai peringatan 25 tahun kematian Putri Diana.

Film "Diana" dibuat rumah produksi Inggris/Amerika, Lightbox dan agen penjualan/distributor Inggris.

Baca Juga: Kecil Kemungkinan karena Pembunuhan, Polisi Tidak Akan Autopsi Jenazah Komedian Korea, Park Ji Sun

Lightbox adalah perusahaan yang didirikan oleh Simon Chinn, pemenang Oscar ganda untuk "Searching for Sugar Man" dan "Man on Wire," serta Jonathan Chinn, pemenang Primetime Emmy ganda untuk "LA 92" dan "American High."

Film ini hanya menggunakan data-data berdasarkan arsip yang memanfaatkan ribuan laporan berita, rekaman dan foto yang sebelumnya tidak dipublikasikan. Ed Perkins, yang meraih nominasi Oscar untuk "Black Sheep" akan menjadi sutradaranya.

"Meskipun kami menceritakan sebuah kisah yang telah diceritakan kembali berkali-kali, tujuan saya adalah membingkai ulang semua itu untuk audiens moderen dan membuatnya terasa segar dan relevan seperti sebelumnya," kata Perkins dilansir dari Antara.

Baca Juga: Asosiasi Kesehatan Austria: 4 Meninggal dan 7 Korban dalam Kondisi Kritis Akibat Serangan di Wina

"Gagasan untuk mengambil pendekatan khusus arsip akan memungkinkan kami melibatkan penonton dalam narasi seolah-olah sedang diceritakan di masa sekarang," ujar Perkins melanjutkan.

Potret jujur

Simon Chinn dan Jonathan Chinn mengatakan mitologi seputar Putri Diana masih tetap kuat seperti sebelumnya. Keduanya ingin menampilkan potret jujur dari seorang wanita kompleks yang memiliki pengaruh luar biasa tak hanya pada monatki Inggris tapi juga masyarakat luas.

"Dengan melakukan itu, kami juga ingin memungkinkan penonton tidak hanya lebih memahami Diana, tetapi melalui ceritanya dapat memahami era yang membentuknya dan menghubungkan titik-titik antara dulu dan sekarang," kata Simon dan Jonathan.

Baca Juga: Kekeliruan dalam Berkas RUU Cipta Kerja, Mensesneg: Itu Bersifat Teknis Administratif

Altitude Film Sales telah melakukan pra-penjualan film tersebut kepada bioskop di berbagai wilayah, termasuk Benelux (Piece of Magic), Jerman dan Austria (Studio Hamburg), Italia (I Wonder Pictures), Portugal (NOS Lusomundo Audiovisuais), Swiss ( Ascot Elite), Republik Ceko (AQS), Jepang (Tohokushinsha), Australia & Selandia Baru (Madman), Timur Tengah (Phars) dan Turki (Filmarti).

"Kehidupan Putri Diana adalah kisah global yang masih bergema dari generasi ke generasi saat ini. Setelah bekerja sama dengan Lightbox sebelumnya, kami sangat menyadari kepedulian, tanggung jawab, dan perhatian yang mereka gunakan untuk mendekati pembuatan film mereka dan di samping pertimbangan Ed untuk ceritanya, kami menantikan 'Diana' sebagai film yang menarik dan jujur ​​yang akan dianut oleh penonton di Inggris dan di seluruh dunia," ujar direktur distribusi Altitude, Lia Devlin.

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler