Joe Biden Tak Mau Ada Jejak Donald Trump, Gedung Putih Harus Dibersihkan Sebersih-bersihnya

- 13 Desember 2020, 15:58 WIB
Joe Biden Vs Donald Trump
Joe Biden Vs Donald Trump /Foto: Kolase Instagram @joebiden/@realdonaldtrump/
 
 
GALAJABAR - Joe Biden telah memerintahkan Gedung Putih untuk dibersihkan sebersih-bersihnya atau deep-cleaned dan ‘melenyapkan’ semua jejak Presiden Donald Trump yang secara resmi akan mengakhiri masa pemerintahan pada 20 Januari.

Presiden terpilih Biden akan mulai menempati rumah dinas seluas 55.000 meter persegi itu setelah pelantikannya pada 21 Januari. Meski demikian ia bersikeras agar semua permukaan properti dengan 132 kamar itu didisinfeksi secara menyeluruh.

Dikutip dari DailyMail, Minggu, 13 Desember 2020, sejarawan Gedung Putih Kate Andersen Brower mengatakan keinginan Biden itu harus selesai dalam lima jam.
Baca Juga: Tiga Tersangka Kasus Kerumunan Massa di Petamburan Menyerahkan Diri

“Ada jeda waktu lima jam di antara pergantian kedua presiden. Saat itu 95 staf harus mengemas semua barang milik Trump dan memindahkan barang-barang milik Biden ke Gedung Putih. Mereka akan membersihkan atau mengganti semuanya."

Tim khusus dengan pakaian hazmat akan menyemprot seluruh sudut Gedung Putih dengan desinfektan setelah Trump pergi dan menyingkirkan karpet, tirai, dan furnitur lama.

"Presiden dan Ibu Negara terpilih dapat memilih furnitur baru mereka dari gudang rahasia," kata Andersen kepada CNN.
Baca Juga: Mampu Melesat Hingga 70 Km/Jam dan Jarak Tempuh 60 Km, Cek Spesifikasi Motor Listrik United T1800
Seorang anggota tim transisi menambahkan, “Pemerintahan Trump sempat dinyatakan positif virus corona. Bidan tidak mau mengambil risiko. Seluruh properti akan dibersihkan secara menyeluruh, termasuk mengganti gagang pintu dan sejumlah perabotan.”

Ditambahkan, virus dapat bertahan di permukaan yang keras hingga seluruh kediaman dan kantor eksekutif akan dibersihkan dengan disinfektan untuk mengusir jejak apa pun dari Tim Trump.

Sementara itu, Trump masih belum menerima kekalahannya dalam pemilihan presiden setelah gugatan hukum terakhirnya ditolak Mahkamah Agung.
Baca Juga: Bio Forma : Vaksin Covid-19 Masih untuk Pemenuhan Program Bantuan Pemerintah

Trump juga menumpahkan kemarahan pada Jaksa Agung Bill Barr yang dinilai menutupi fakta bahwa putra Biden, Hunter tengah diselidiki atas dugaan penggelapan pajak saat kampanye berlangsung.

“Mengapa Bill Barr tidak mengungkapkan kebenaran pada publik sebelum pemilihan tentang Hunter Biden. Joe berbohong di panggung debat dengan mengatakan tak ada apa pun yang terjadi. Ini kerugian besar bagi Partai Republik dalam pemungutan suara!”

Hunter Biden sendiri membantah melakukan pelanggaran regulasi. Meski demikian ia dikabarkan tidak akan menghadiri pelantikan sang ayah.
Baca Juga: Kekacauan Meletus di Washington D.C., Pendukung Donald Trump Terlibat Bentrokan dengan Anti-fasis
Biden akan mewajibkan warga Amerika mengenakan masker selama 100 hari pertamanya menjabat dalam upaya mengendalikan pandemi.

Sejauh ini hampir 300.000 orang Amerika telah meninggal. Akhir pekan kemarin Food and Drug Administration memberikan lampu hijau untuk penggunaan vaksin Pfizer Covid. (Penulis: Mia Fahrani)***
 

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x