Para pejabat AS saat ini mengatakan, mereka siap untuk kemungkinan serangan dari Iran --karena diduga pemerintahan Biden yang akan datang kemungkinan besar tidak siap.
Pekan lalu, sebuah kapal selam bertenaga nuklir tiba di Teluk Persia, ditemani oleh dua kapal perang Amerika, menjelang berakhirnya kekuasaan Donald Trump di Gedung Putih.
Baca Juga: Kevin Sanjaya Sukamuljo Positif Covid-19, Minions Batal Tampil di Thailand Terbuka
Iran mengatakan kepada wartawan bahwa mereka berhak untuk melakukan balas dendam militer terhadap pembunuh Jenderal Soleimani dan rekan-rekannya.
Soleimani mengepalai pasukan elite Pengawal Revolusi Iran, Quds, yang bertanggung jawab atas operasi luar negeri Republik Islam Iran. Ia pun sering bolak-balik antara Irak, Lebanon, dan Suriah.
Pemimpin militer itu tewas dalam serangan pesawat tak berawak yang diarahkan AS saat mengunjungi Baghdad pada 3 Januari 2020.
Baca Juga: Arisan Call, Arisan Kaum Elite Era 1980an yang Berujung Maut
Roket yang ditembakkan dari pesawat tak berawak membunuhnya saat dia meninggalkan bandara Baghdad dengan konvoi dua kendaraan lapis baja.
Bersama Soleimani, Al-Muhandis yang merupakan pemimpin milisi paling kuat di Irak, ikut terbunuh.
Mereka berdua menjadi terkenal karena menasihati pasukan paramiliter Syiah yang memerangi ISIS di Irak, sebelum dikalahkan pada 2017.