Warga Korea Utara Mengeluh dan Ingin Peringati Kematian Kim Jong II Dipersingkat

- 17 Desember 2021, 20:43 WIB
Peringatan kematian Kim Jong Il ditandai dengan peristiwa propaganda besar-besaran.*
Peringatan kematian Kim Jong Il ditandai dengan peristiwa propaganda besar-besaran.* /Reuters/
GALAJABAR - Pemerintahan Korea Utara saat ini tengah memperingati sepuluh tahun kematian mantan pemimpin Kim Jong Ii.

Dalam memperingati hari kematian tersebut, terdapat peraturan unik yang harus ditaati oleh warga Korea Utara.

Adapun peraturan tersebut merupakan warga Korea Utara dilarang tertawa 11 hari selama memperingati hari kematian Kim Jong II.
 
Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Sebut Omicron Menjadi Sumber Ketidakpastian pada 2022, Tapi…

Otoritas pemerintah telah memerintahkan masyarakat untuk tidak menunjukkan tanda-tanda kebahagiaan saat Korea Utara memperingati kematiannya.

Perlu diketahui, Kim Jong Il memerintah Korea Utara dari tahun 1994 hingga kematiannya pada tahun 2011, dan kemudian digantikan oleh putra ketiga dan bungsunya, pemimpin saat ini Kim Jong Un.

Usai sepuluh tahun kepergiannya, warga Korea Utara dipaksa untuk menjalani masa berkabung selama 11 hari di mana mereka tidak diizinkan untuk tertawa atau minum alkohol.
 
Baca Juga: Ace Hasan Syadzily Sebut Pesantren Memiliki Peran Penting Dalam Mendorong Kemandirian Ekonomi Umat

"Selama masa berkabung, kita tidak boleh minum alkohol, tertawa atau terlibat dalam kegiatan rekreasi," kata seorang warga Korea Utara.

Kabarnya, banyak orang berkumpul di sebuah acara untuk peringatan 10 tahun kematian pemimpin Korea Utara Kim Jong Il di Pyongyang, Korea Utara, pada hari Rabu 15 Desember 2021.

Tak hanya dilarang tertawa, dia mengatakan bahwa warga Korea Utara juga tidak diperbolehkan berbelanja bahan makanan pada 17 Desember 2021 di hari peringatan kematian Kim Jong Il.
 
Baca Juga: Vaksin Rabies Gratis, Warga Baros Berbondong-bondong Bawa Hewan Piaraannya

“Di masa lalu banyak orang yang tertangkap minum atau mabuk selama masa berkabung ditangkap dan diperlakukan sebagai penjahat ideologis. Mereka dibawa pergi dan tidak pernah terlihat lagi,” ujar seorang warga.

“Bahkan jika anggota keluarga Anda meninggal selama masa berkabung, Anda tidak diperbolehkan menangis dengan keras dan tubuh harus dibawa keluar setelah selesai. Orang-orang bahkan tidak bisa merayakan ulang tahun mereka sendiri jika mereka jatuh dalam masa berkabung,” tambahnya.

Sementara itu, seorang penduduk provinsi barat daya Hwanghae Selatan, mengatakan petugas polisi diberitahu untuk mengawasi orang-orang yang tidak terlihat kesal selama masa berkabung.
 
Baca Juga: Berseliweran Konten Kremasi Laura Anna di Media Sosial, Ernest Prakasan Ngaku Ngeri

“Dari hari pertama Desember, mereka akan memiliki tugas khusus untuk menindak mereka yang merusak suasana berkabung kolektif,” ujar sumber yang tak disebutkan namanya itu.

"Ini tugas khusus polisi selama sebulan. Saya mendengar bahwa aparat penegak hukum tidak bisa tidur sama sekali,” tambahnya.

Seorang warga  menambahkan bahwa berkabung untuk Kim Jong Il, dan ayahnya Kim Il Sung, mempengaruhi kehidupan sehari-hari Korea Utara.
 

“Saya hanya berharap bahwa masa berkabung untuk Kim Jong Il akan dipersingkat menjadi satu minggu, seperti masa berkabung untuk Kim Il Sung,” ujarnya.

'Warga mengeluh bahwa yang hidup dipaksa untuk meratapi dua orang yang meninggal ini sampai mati,” tambahnya.

Seperti diketahui, Kim Jong Il meninggal karena serangan jantung pada 17 Desember 2011 pada usia 69 tahun setelah memerintah negara itu selama 17 tahun dalam kediktatoran yang brutal dan represif.
 
Baca Juga: Terbaru! Ini Daftar Negara dan Warisan Budaya Tak Benda di Asia Tenggara, Ada Songket dan Gamelan

Kim Jong Il memerintah Korea Utara dari 1994 hingga kematiannya pada 2011, dan kemudian digantikan oleh putra ketiga dan bungsunya, pemimpin saat ini Kim Jong Un.

Tiga generasi keluarga Kim telah memerintah Korea Utara sejak Kim Il Sung mendirikan negara itu pada tahun 1948. Ketika Kim Il Sung meninggal pada tahun 1994, putra sulungnya, Kim Jong Il, mewarisi kekuasaan.

Kim Jong Un adalah putra ketiga dan bungsu Kim Jong Il dan mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya pada tahun 2011.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x