Keren Nih Mengolah Cabai Menjadi Abon, Bagaimana Rasanya Ya?

24 November 2020, 21:08 WIB
Wali Kota Cimahi, Ajay M. Priatna mencicipi abon cabe yang dicocol dengan buah-buahan pada kegiatan pelatihan diversifikasi pangan dengan olahan abon cabe di Aula Gedung B Pemkot Cimahi Jalan Demang Hardjakusumah, Selasa 24 November 2020 /Laksmi Sri Sundari/

GALAJABAR - Cabai merupakan komoditas hortikultura yang potensial dan pasarannya cukup besar, untuk itu Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi melakukan diversifikasi produk cabai dengan olahan abon cabai, yang kemudian di lempar ke pasaran.

Kegiatan tersebut melibatkan kelompok wanita tani (KWT) Kota Cimahi yang mendapat pelatihan budidaya tanaman cabai  hingga pengolahannya, atas kerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Kementan RI, dan Universitas Pasundan (Unpas).

Pelatihan diversifikasi pangan dengan olahan abon cabai ini berlangsung di Aula Gedung B Pemkot Cimahi Jalan Demang Hardjakusumah, Selasa  24 November 2020. Kegiatan tersebut dihadiri Wali Kota Cimahi Ajay M. Priatna, dan Kepala Dispangtan Kota Cimahi Supendi Heriyadi.

Baca Juga: Diskon Efektif, Pendapatan PBB di Kabupaten Bandung Barat Melampaui Target

Ajay menyatakan, pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap perekonomian turut memancing inovasi dan kreatifitas dalam bidang usaha.

"Gagasan pelaksanaan diversifikasi pangan yang dalam hal ini difokuskan pada tata cara pengolahan abon cabe pedas memiliki nilai positif, dalam rangka mendorong upaya pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi, melalui optimalisasi lahan pekarangan. Ini sangat membantu dalam kondisi pandemi Covid-19, sekaligus bentuk kolaborasi pemerintah dan masyarakat yang kreatif," ujarnya.

Para peserta pelatihan merupakan kaum ibu anggota KWT yang sebelumnya mendapat pendampingan dalam budidaya tanaman cabai di pekarangan.

Baca Juga: Lewis Hamilton Akan Menerima Gelar Kebangsawanan dari Ratu Elizabeth II

"Tentunya keikutsertaan ibu-ibu anggota KWT sangat positif, sebagai bentuk komitmen dalam mewujudkan ketahanan pangan di Kota Cimahi," katanya.

Menurut Ajay, tanaman cabai dipilih karena olahan makanan dengan bahan cabai memilik pangsa pasar yang baik.

"Pasarnya bagus, karena kalau makanan orang Indonesia biasanya selalu butuh yang ada unsur cabainya, seperti di tiap restoran juga butuh sambal pedas. Selain itu, cara menanamnya lebih mudah, karena tidak butuh lahan besar, dan bisa di pekarangan pakai polybag pun jadi," katanya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Ruang Isolasi di Cimahi Hampir Penuh

Dalam pelatihan tersebut, para peserta kemudian memeragakan cara pengolahan cabe merah, hingga menjadi abon cabe beraneka rasa. Ajay bersama Ketua TP PKK Kota Cimahi Lucyani M. Priatna berkesempatan menyicipi abon cabe yang dicocol dengan buah-buahan.

"Produk yang cukup bagus dan masa kadaluarsa bisa lama sampai 1 tahun, dibanding hasil panen biasa suka langsung busuk kalau tidak dikonsumsi. Apalagi sudah dikemas dengan baik bisa dipasarkan ke berbagai daerah," ucapnya.

Pemkot Cimahi menjanjikan akan membantu pemasaran produk tersebut asal memenuhi standar kebutuhan di pasaran.

Baca Juga: Wagub DKI: Foto Gubernur Anies Harus Ditanggapi Secara Bijak

"Jangan lupa didaftarkan paten dulu, saat ini belum ada nama, tapi diharapkan kita bisa muncul nama yang mengangkat Kota Cimahi," ungkapnya.

Menurut Ajay, kondisi ketahanan pangan di Kota Cimahi pada masa pandemi ini cukup stabil. Akan tetapi, perlu dicermati bahwa kedepannya penganekaragaman konsumsi pangan harus terus dilakukan.

"Dengan demikian, perlu ada perluasan menu makanan sehari-hari di kalangan masyarakat agar lebih beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga mendukung percepatan diversifikasi konsumsi pangan di Kota Cimahi," terangnya.

Baca Juga: Potensi Longsor di Jalur Utama Selatan Cianjur Masih Mengancam

Ajay mengaku jika pihaknya mengapresiasi kepada semua pihak yang turut berperan dalam menjaga ketahanan pangan, mulai dari petani dan seluruh stakeholders yang terlibat atas perhatian besar untuk kesejahteraan masyarakat, dan kemajuan pembangunan daerah.

"Lahan pertanian yang tersisa di Kota Cimahi memang sempit, namun jika setiap jengkal tanah dapat dimanfaatkan secara optimal untuk budidaya tanaman yang produktif, seperti tanaman cabe yang menjadi fokus kegiatan pelatihan pada hari ini, maka Insya Allah ketahanan pangan di Cimahi semakin meningkat dan sekaligus akan mengurangi pengeluaran/belanja keluarga," tuturnya. 

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler