Pengusaha Wisata di Kabupaten Bandung Barat Merugi Rp57 Miliar, Kadisparbud: Innalillahi

28 Juli 2021, 15:24 WIB
Kepala Disparbud Kabupaten Bandung Barat Heri Partomo /Dicky Mawardi/Galajabar/

GALAJABAR - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari setahun ditambah kebijakan penutupan objek wisata melumpuhkan para pelaku usaha wisata dan hotel di Kabupaten Bandung Barat.

"Innalillahi. Saya ikut prihatin dengan dampak pandemi Covid-19 yang begitu memukul industri pariwisata di Bandung Barat, umumnya Indonesia," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat Heri Partomo di Ngamprah, Rabu 28 Juli 2021.

Dia tidak memungkiri tutupnya seluruh objek wisata di Bandung Barat membuat dunia pariwisata kolaps. Untuk mengurangi beban pengeluaran tetap, pengusaha terpaksa merumahkan sebagian karyawannya.

Baca Juga: 100 Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia dan Peringkatnya di Dunia Versi Webometrics Juli 2021

"Kalau pun beroperasi kembali, para pengusaha wisata menyiasatinya dengan menerapkan jadwal masuk kerja secara bergilir bagi karyawannya. Misal, minggu ini si A masuk, minggu berikutnya giliran B yang masuk," ujarnya.

Sebenarnya, lanjut Heri, ada usulan dari pengusaha wisata agar penutupan dilakukan secara proporsional. Artinya bagi tempat wisata yang berada di luar zona merah tetap diizinkan beroperasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.

'Semua usulan atau aspirasi kami sampaikan ke pemerintah pusat," ucapnya.

Baca Juga: Sebut Aturan Makan 20 Menit Bisa Timbulkan Kerumunan, Natalius Pigai: Jokowi Ambil Keputusan Amatiran

Secara terpisah, Wakil Ketua BPC PHRI Kabupaten Bandung Barat Eko Supriyanto mengungkapkan total kerugian yang dialami sejak awal pandemi Maret 2020 sampai Juli 2021 mencapai Rp 57.275.716.977.

"Itu baru dari 30 perusahaan anggota PHRI Kabupaten Bandung Barat. Belum jika ditambah di luar anggota PHRI, jumlahnya pasti jauh lebih besar," kata Eko.

Kondisi yang dialami perusahaan itu, lanjut Eko, berimbas pada nasib karyawan atau pegawai di sektor pariwisata, termasuk di dalamnya hotel dan restoran.

Baca Juga: Memalukan! Oknum TNI AU Injak Kepala Warga Papua Disabilitas, Fadli Zon: Rasis dan Tak Berperikemanusiaan

"Berdasarkan catatan yang ada pada kami, ada sebanyak 1.356 orang pegawai yang ikut terdampak," ungkapnya.

Lebih lanjut Eko mengatakan, bisnis apa saja itu butuh kondisi yang stabil. Untuk itu, pihaknya mendukung pemerintah untuk lebih serius dalam menjalankan strategi dan aturan yang telah dibuat.

"Kami melihat aparatur pemerintahan sudah lelah, tapi jangan kendor karena pandemi ini dapat terkendali dengan kedisiplinan seluruh warga. Dan pemerintahlah yang dapat mengajak dan membuat kami warga negara Indonesia menjadi disiplin," tandasnya.

Baca Juga: Tiga Partai Pendukung Jokowi Buka Suara Soal Luhut Minta SBY Bersikap Seperti Habibie

Ia memberikan contoh,  negara-negara” yang sempat  mengendalikan Covid-19, tapi kembali angka kasusnya meningkat saat warganya tidak menjalankan protokol kesehatan.

"Kita pasti tidak ingin seperti itu. Apalagi saat ini kondisi kita sangat buruk. Jadi intinya untuk memulihkan kembali kondisi perekonomian dan seluruh sendi kehidupan lainnya dengan menjalankan protokol kesehatan dan harus mampuberadaptasi dengan kebiasaan baru," tandasnya.***

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler