GALAJABAR - Setelah berakhirnya masa libur Lebaran tahun 2022, persoalan sampah menjadi pekerjaan rumah semua pihak di sejumlah tempat-tempat wisata khususnya yang ada di Jawa Barat.
Salah satu yang mengagetkan, sampah yang memenuhi objek wisata Waduk Cirata yang membentang dari wilayah Kabupaten Bandung Barat, Purwakarta, dan Cianjur.
Hal tersebut diketahui setelah anggota DPR RI, Dedi Mulyadi meninjau langsung ke Waduk Cirata, baru-baru ini.
Baca Juga: Gempa Berkekuatan 6,1 Magnitudo Guncang Taiwan, Belum Ada Laporan Kerusakan
Selama libur Lebaran, Dedi Mulyadi menghabiskan waktu dengan berkeliling ke sejumlah tempat untuk memantau kegiatan masyarakat. Salah satunya mengunjungi Waduk Cirata untuk bertemu nelayan dan wisatawan.
"Ini sampah yang sangat luar biasa, mengotori Danau Cirata dan airnya sudah sangat keruh, sehingga kualitas ikannya pasti di bawah standar," kata Dedi dalam keterangan resminya dikutip Galajabar, Senin 9 Mei 2022.
Setelah beberapa kali berkunjung ke tempat tersebut, politisi Partai Golkar itu justru disambut dengan sampah yang mengapung menghiasi hampir seluruh sudut dari waduk yang membentang di tiga kabupaten di Jawa Barat itu.
Selain dipenuhi sampah, kondisi air Waduk Cirata kini semakin keruh, karena jumlah keramba ikan sangat banyak.
Kondisi itu membuat jumlah pakan yang diberikan pada ikan bertambah dan mengendap hingga membuat air keruh.
"Air sudah sangat keruh, karena banyaknya keramba, kemudian ikan diberi pakan setiap hari, ditambah sampah dari sungai itu tidak terkendali, sehingga dampaknya seperti ini," terang Dedi Mulyadi.
Baca Juga: BPD Buninagara Kabupaten Bandung Pertanyakan Hilangnya Sejumlah Aset Pemerintah Desa
Dedi mengatakan, kondisi ini tidak bisa terus dibiarkan dan harus segera dilakukan tindakan yang nyata bersama-sama.
Ia tak ingin waduk tersebut terus dieksploitasi menjadi sumber pembangkit listrik, peternakan, kegiatan nelayan dan rekreasi, namun dibiarkan tercemar.
"Jangan biarkan tempat ini terus dieksploitasi, tapi tidak ada kecintaan untuk merawat dan menjaganya. Semoga ini jadi perhatian bagi pengelola Cirata, masyarakat, pemerintah, semua yang berkepentingan, termasuk para peternak, petambak ikan. Ini harus diselesaikan jangan terus dibiarkan," pungkasnya.***