Tepis Kabar Sesat, Unpad Jamin Keamanan Vaksin

- 4 Januari 2021, 21:44 WIB
Potret relawan uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3, di Bandung.
Potret relawan uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3, di Bandung. /Pikiran-rakyat.com/Armin Abdul Jabbar/

GALAJABAR -- Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr. Sp.A(K), M.Kes., menepis kabar menyesatkan seputar efek samping dari proses uji klinis fase III vaksin Covid-19 yang sudah berlangsung selama 6 bulan.

“Isu yang beredar vaksin begini, vaksin begitu, rasanya enggak. Indonesia dari dulu sudah biasa melakukan imunisasi (uji klinis vaksin), baik di puskesmas, di daerah, dan sebagainya,” kata Prof. Kusnandi dalam peluncuran acara “International Conference on Covid-19 Pandemic” di Halaman Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Senin, 4 Januari 2021. 

Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad ini menjelaskan, selama 6 bulan uji klinis dilakukan, efek samping yang dirasakan sejumlah relawan hanya panas ringan dan sedikit demam. Efek ini juga sembuh dengan sendirinya dalam 2 hari.

Baca Juga: Keluarga Menegaskan, Hanya Beberapa Orang yang Akan Menjemput Abu Bakar Baasyir

Karena itu, Prof. Kusnandi Rusmil menjamin bahwa efektivitas vaksin Covid-19 asal Sinovac, Tiongkok, ini memiliki keamanan yang cukup baik. Sementara untuk efektivitas dan imunogenitasnya masih dalam proses penelitian.

“Penelitiannya belum selesai, nanti sebentar lagi pada bulan Januari saya akan melakukan report ke Bu Rektor untuk dilaporkan kepada Bio Farma,” ujarnya.

Efek samping yang ditimbulkan dinilai tidak menyebabkan hal-hal yang krusial. “Memang selalu ada efek sampingnya, tetapi selalu bisa kita atasi. Manfaat vaksin jauh lebih besar dari efek sampingnya,” tegas Prof. Kusnandi Rusmil.

Baca Juga: Al-Attiyah Juara Etape 2 Reli Dakar

Tim riset uji klinis Covid-19 Unpad sendiri sudah melakukan penyuntikan terhadap 1.620 subyek penelitian yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Total peserta yang melakukan pendaftaran uji klinis ini berjumlah 1.814 orang.

Dari total pendaftar, pihaknya melakukan seleksi dengan cara menggelar tes rapid dan tes swab. Hasilnya terjaring 1.732 orang yang memenuhi persyaratan tahap pertama. Selanjutnya, tim melakukan seleksi lagi sehingga menghasilkan 1.620 orang.

Proses penyuntikan pertama sudah dilakukan terhadap 1.620 orang. Namun, jumlah relawan berkurang menjadi 1.603 saat proses penyuntikan kedua dilakukan.

Baca Juga: BMKG : Sepekan ke Depan Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Sejumlah Wilayah Indonesia

“Yang 17 tidak datang dengan alasan ada yang pindah kantor, ada yang sakit, dan sebagainya,” kata Prof. Kusnandi Rusmil.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x