Gawat! Hasil Panen di Kota Cimahi Hanya Penuhi 4 Persen Kebutuhan

- 8 Januari 2021, 16:44 WIB
ilustrasi padi/
ilustrasi padi/ /

GALAJABAR - Hasil panen padi di Kota Cimahi tahun 2020 masih minus, hanya 18.358 ton gabah kering giling (GKG). Hasil produksi padi itu jelas tidak akan menutupi kebutuhan masyarakat Kota Cimahi yang mencapai sekitar 553.755 jiwa.

"Dari seluruh kebutuhan hanya 4 persen yang bisa dipenuhi dari produksi Cimahi, selebihnya dari luar," kata Kepala Bidang (Kabid) Pertanian Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi, Mita Mustikasari, Jumat, 8 Januari 2021.

Produksi padi di Kota Cimahi didapat dari 137,14 hektare lahan pertanian sawah di Kota Cimahi. Rinciannya, dari wilayah Cimahi Utara ada sekitar 85 hektare dengan hasil panen gabah kering hanya 940,814 ton.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Ungkap Kondisi Kesehatan Terkini Habib Rizieq di Tahanan
Kemudian di Kecamatan Cimahi Tengah dengan luas lahan 8 hektare hasil panennya hanya 44,36 ton, serta Kecamatan Cimahi Selatan ada 47 hektare dengan hasil panen 850,626 ton.

"Produksi padi sepanjang 2020 naik sedikit dibanding tahun 2019 yang hanya 18.084 ton," beber Mita.

Tahun ini, target panen di Kota Cimahi masih sama yakni hanya 1.679,16 ton. Tidak dinaikkannya target produksi padi tersebut karena adanya wabah Covid-19.

"Sama dengan 2020, karena kondisi Covid-19 kita tidak menaikkan target produksi," katanya.
Baca Juga: Jelang PSBB Jawa Bali, Empat Titik Pasar Kaget di Cileunyi Ini Ditutup
Agar hasil panennya tetap melebihi target, ada sejumlah upaya yang akan dilakukan pihaknya bekerja sama dengan para penyuluh di Kota Cimahi.

Antara lain menyarankan petani untuk menggunakan jamu organik biogro, seperti yang sudah digunakan di beberapa lahan pertanian di Kota Cimahi.

Mita mengklaim berkat jamu organik tersebut, hasil panennya akan meningkat dari 50 sampai 100 persen.

"Seperti di Ciseupan. Yang awalnya hanya sekitar 4,1 ton per hektare gabah kering, setelah pakai jamu itu naik jadi 8,3 ton per hektare. Kita sarankan petani untuk pakai jamu organik biogro," imbuh Mita. 
Baca Juga: Presiden Jokowi Optimis Pandemi Covid-19 Berakhir Usai Vaksinasi 178 Juta Warga
Meski sudah menggunakan jamu organik biogro, terang Mita, penggunaan pupuk juga tetap harus dilakukan para petani agar hasil panennya lebih memuaskan.

"Itu kan hanya jamur penyubur padi, kalau penggunaan pupuk tetap seperti biasa," tuturnya.

Kemudian, lanjut Mita, pihaknya melakukan berbagai upaya. Di antaranya penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB), penerapan teknologi sistem tanam jajar legowo, dan pemakaian pupuk berimbang.
Baca Juga: Sebut Ada Warga Pesimistis, Optimis, Pasrah dan Masa Bodoh, SBY Ungkap Sikapnya Sendiri Soal Vaksin
Kemudian penggunaan alat mesin pertanian secara optimal, pengendalian hama dan penyakit tanaman hingga panen padi tepat waktu.

"Iya mudah-mudahan dengan upaya-upaya tersebut bisa terus meningkatkan produksi padi di Kota Cimahi," sebut Mita. (Penulis: Laksmi Sri Sundari)***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah