Network
GALAJABAR - Gempa yang terjadi di Majene, Provinsi Sulawesi Barat, merupakan gempa yang terjadi berulang kali karena aktifnya Sesar Naik Mamuju.
Sebelumnya, Majene tercatat pernah mengalami beberapa gempa, antara lain pada tahun 1967, 1969, dan 1984. Gempa-gempa tersebut terjadi karena dipicu sumber eyang sama, yaitu pergerakan Sesar Naik Mamuju (Mamuju thrust).
"Sesar Naik Mamuju yang diduga sebagai sumber gempa Majene ini sangat aktif. Dari sebaran gempa utama dan susulan yang terjadi sejak 14-15 Januari, ada tiga yang bisa kita kenali sumbernya dan memiliki kesamaan dengan gempa masa lalu," ungkap Koordinator Bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dikutip dari Antara, Jumat, 15 Januari 2021.
Baca Juga: Berita Baik, PLN Berikan Bantuan Keringanan Biaya Listrik Hingga Maret 2021, Siapa Saja yang Dapat?
Secara historis, kata Daryono, tercatat terjadi tiga gempa dan tsunami di sekitar Majene yang menimbulkan korban. Yaitu pada 11 April 1967, terjadi gempa dengan magnitudo 6,3 di Polewali Mandar yang menimbulkan tsunami. Akibat peristiwa itu, 13 orang meninggal dunia.
Kemudian pada 23 Februari 1969, gempa kembali mengguncang Majene dengan magnitudo 6,9 seingga mengakibatkan 64 orang meninggal, 97 luka, dan 1.287 rumah rusak.
Majene lagi-lagi diguncang gempa pada 8 Januari 1984 dengan magnitudo 6,7 tetapi tidak ada catatan korban jiwa meski tetap menimbulkan kerusakan.
Baca Juga: Kompetisi NBA: Chris Boucher Tampil Cemerlang Bawa Raptors Kalahkan Hornets
Episenter gempa yang melanda Majene Jumat, 15 Januari 2021 pukul 01.28 dengan magnitudo 6,2 SR, terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT. Pusat gempa ini berada di di darat pada kedalaman 10 km.
