Bio Farma Produksi 4,7 Juta Dosis Vaksin Covid-19

- 23 Januari 2021, 19:21 WIB
Mobil box berisi vaksin Covid-19 dari Bio Farma tiba di Kota Serang Ahad 3 Januari 2021
Mobil box berisi vaksin Covid-19 dari Bio Farma tiba di Kota Serang Ahad 3 Januari 2021 /Hashemi Rafsanjani/Kabar Banten

GALAJABAR - Bio Farma akan memproduksi sekitar 4,7 juta dosis vaksin Covid-19 yang akan digunakan pada bulan Februari 2021.

Sampai Jumat 22 Januari 2021, Bio Farma sudah 4 juta dosis yang sudah selesai diproduksi.

Saat ini status produk- produk tersebut, isedang dalam tahap proses quality control, yang akan dikirimkan ke Badan POM untuk mendapatkan lot release agar dapat didistribusikan.

Baca Juga: Tips Mencari Pasangan Lewat Aplikasi Kencan Daring

"Sampai dengan kemarin (Jumat, 21/1) sudah ada empat juta dosis yang sudah selesai diproduksi. Saat ini status produk- produk tersebut, sedang dalam tahap proses quality control, yang akan dikirimkan ke Badan POM untuk mendapatkan lot release agar dapat didistribusikan, kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, Sabtu 23 Januari 2021.

Ia memperkirakan sampai dengan bulan Februari 2021 mendatang, akan siap sebanyak empat juta dosis vaksin.

Ditambahkannya, seusai menerima 15 juta dosis bulk vaksin Covi-19 dari Sinovac, pada 12 Januari 2021,, Bio Farma siap untuk meneruskan proses produksi dari bahan baku tersebut, di fasilitas fill and finish yang berada di Bio Farma untuk menjadi final product.

Baca Juga: Terpancar Rona Bahagia, Margin Wieheerm Resmi Dilamar Ali Syakieb

Bahan baku vaksin Covid-19 ini, sudah mulai diproduksi pada pertengahan Januari 2021.

Honesti Basyir mengatakan, hasil dari proses produksi bahan baku tersebut, akan melengkapi pasokan vaksin Covid-19, dalam kemasan finish product sebanyak tiga juga dosis yang sudah diterima sebelumnya pada Desember 2020.

"Kolaborasi antara Bio Farma dengan Sinovac, melalui dua mekanisme, yaitu impor dalam bentuk barang jadi / finished product single dose yang diperuntukan front liner di Indonesia, dan impor dalam bentuk bulk / konsentrat vaksin. Dari bulk ini, akan diproses lebih lanjut di Bio Farma di fasilitas fill and finish yang ada di Bio Farma," kata Honesti.

Baca Juga: Ketua FPKB DPR RI : Pembangunan itu Harus Berlandaskan Rahmatan Lil Alamin

Honesti meneruskan, sebanyak tiga juta dosis vaksin Covid-19 dalam bentuk barang jadi, sudah kami terima pada Desember 2020.

Dari jumlah tersebut, 1,2 juta dosis di antaranya, sudah terdistribusi ke 34 provinsi, dan sisanya yang 1,8 juta dosis sudah mulai dilakukan distribusi tahap 2 pada minggu ini, ke 34 Provinsi.

Sedangkan untuk bahan baku, Bio Farma akan menerima sebanyak 140 juta dosis, yang akan diterima secara bertahap. Tahap pertama pengiriman bahan baku ini, sudah diterima sebanyak 15 juta dosis pada 12 Januari 2021.

Baca Juga: Thailand Open: Hendra/Ahsan Terhenti di Semifinal oleh Ganda Putra Taiwan

Untuk pendistribusian vaksin sendiri, grup kBio Farma, bersama anggota PT Kimia Farma, (Tbk) dan PT Indofarma (Tbk), sudah memiliki 48 cabang atau warehouse yang ada di seluruh Indonesia.

"Hal ini bisa kita optimalkan, dalam sisi teknologi, Bio Farma sudah menyiapkan digital solution yang bersifat end-to-end mulai dari pabrik produksi, proses distribusi dan sampai di tujuan akhir (fasilitas kesehatan). Dan proses pendistribusian Ini, dapat di monitor real time di Command Center Holding BUMN Farmasi," jelasnya.

Indonesia sendiri, membutuhkan vaksin Covid-19 untuk 181,5 juta penduduknya, atau setara dengan 426 juta dosis.

Baca Juga: Megawati dan Mbak Tutut Berulang Tahun, Susi Pudjiastuti Beri Ucapan di Twitter

Untuk mengantisipasi kelangkaan pasokan vaksin dari produsen Covid-19, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Permenkes Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

Dari Permenkes tersebut, supply vaksin akan didapat dari hasil produksi PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc. and BioNTech dan Sinovac Life Sciences Co., Ltd dan Novovax.

"Tentunya keseluruhan vaksin Covid-19 tersebut, harus melaporkan hasil Uji Klinis 1 sampai dengan 3, dan mendapatkan EUA dari Badan POM," ujarnya dikutip galajabar dari Antara.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 yang dibutuhkan oleh Indonesia, Bio Farma sudah melaksanakan amandemen supply agreement yang ditandatangani oleh Honesti Basyir pada 30 Desember 2021, dengan perusahaan farmasi asal Kanada, AstraZeneca, dan Novovax, masing-masing sebanyak 50 juta dosis.

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x