Normalisasi Sungai Citarik Diharapkan Masuk Program Kerja 100 Hari Bupati Bandung Terpilih

- 3 Maret 2021, 14:05 WIB
SEJUMLAH personel TNI dibantu warga saat melakukan proses pengangkutan sampah di area bantalan jembatan rel kereta api yang melintasi Sungai Citarik di Desa Haurpugur, Rancaekek, Kabupaten Bandung, beberapa waktu lalu
SEJUMLAH personel TNI dibantu warga saat melakukan proses pengangkutan sampah di area bantalan jembatan rel kereta api yang melintasi Sungai Citarik di Desa Haurpugur, Rancaekek, Kabupaten Bandung, beberapa waktu lalu /Sam/


GALAJABAR - Kepala Desa Haurpugur Saepul Azhari berharap penanggulangan dan penanganan bencana banjir rutin dari luapan Sungai Citarik di sejumlah RW Desa Haurpugur Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung menjadi skala prioritas. Sudah bertahun-tahun ratusan warga di desa tersebut menjadi korban langganan banjir luapan Sungai Citarik.

"Kami berharap penanggulangan banjir di Desa Haurpugur masuk program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Bandung terpilih, setelah pasangan ini dilantik mendatang," kata Saepul Azhari kepada "GM" di sela-sela kegiatan monev di Kelurahan Rancaekek Kencana Kecamatan Rancaekek, Rabu 3 Maret 2021.

Saepul Azhari pun mengungkapkan, permasalahan banjir di Desa Haurpugur tersebut sudah menjadi bencana rutin setiap memasuki musim hujan. Warga setempat berharap ada penanggulangan cepat dari pemerintah terkait.
"Ratusan kepala keluarga terkena dampak banjir dari luapan Sungai Citarik," kata Saepul Azhari.

Ia berharap kepada jajaran Pemkab Bandung maupun anggota DPR RI asal Dapil Kabupaten Bandung bisa mendorong pelaksanaan atau pengerjaan normalisasi Sungai Citarik yang masuk kawasan Desa Haurpugur, Nanjung Mekar dan Desa Bojongsalam yang dilalui aliran Sungai Citarik. Termasuk Desa Panenjoan Kecamatan Cicalengka harus menjadi skala prioritas penanganan normalisasi Sungai Citarik.

Baca Juga: Sejarah Kabupaten Cirebon, Berawal dari Keputusan Sunan Gunung Jati Memerdekaan Diri dari Pajajaran

"Ada beberapa kilometer lagi aliran Sungai Citarik yang belum dinormalisasi, khususnya yang mengarah ke hulu Sungai Citarik yang masuk kawasan Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang," katanya.

Dikatakan Saepul Azhari, kondisi aliran Sungai Citarik sudah sangat memprihatinkan karena selain sempit dan dangkal, juga kapasitas penampang aliran sungainya sudah tak mampu lagi menampung aliran air disaat turun hujan.
"Akibatnya, permukiman warga di Desa Haurpugur menjadi korban banjir luapan Sungai Citarik," katanya.

Setiap kali turun hujan di hulu sungai tersebut yang masuk kawasan Gunung Masigit Kareumbi, imbuhnya, warga di Desa Haurpugur selalu siap siaga, karena warga yang menjadi langganan bencana banjir sudah bisa mewaspadai atau mengantisipasi ancaman banjir tersebut.

"Kalau aliran Sungai Citarik meluap, aliran airnya itu lumayan deras. Bahkan akses jalan utama di Desa Haurpugur pun kerap terendam banjir dan tidak bisa dilalui kendaraan," katanya.

Baca Juga: Soal Investasi Miras Resmi Dicabut, Sekum PP Muhammadiyah: Sebaiknya Pemerintah Perbaiki Komunikasi

Saepul Azhari berharap, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum menjadikan aliran Sungai Citarik program skala prioritas penanganan banjir, melalui upaya normalisasi. "Adanya pengerjaan normalisasi Sungai Citarik sudah menjadi harapan masyarakat, terutama warga yang selama ini menjadi korban banjir," katanya.

Halaman:

Editor: Digdo Moedji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah