Tahun kedua pandemi covid-19, tutur bupati, memberikan tantangan besar bagi pemerintah. Selain bidang kesehatan, juga dihadapkan pada ancaman stunting. Hal ini disebabkan pandemi covid-19 yang sangat berpengaruh pada perekonomian.
Baca Juga: Buku Harian Seorang Istri 8 Mei 2021: Bebas! Dewa dan Nana Langsung Mesra, Alya Makin Panas
“Saat daya beli rumah tangga menurun, tentu akan berdampak pada kurang terpenuhinya asupan gizi pada anak maupun ibu hamil. Oleh karena itu, pemulihan daya beli masyarakat menjadi poin penting,” tutur bupati yang akrab disapa Kang DS itu.
Peranan keluarga sebagai komunitas masyarakat terkecil, sangatlah penting dalam mendukung upaya mengatasi masalah gizi, terutama pada asupan gizi keluarga. Mulai dari penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan, sampai menu makanan serta berbagi informasi dan pengetahuan bagi peningkatan status gizi masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Kang DS mengapresiasi Yayasan Pilar Tunas Nusa Lestari. Yayasan ini telah melakukan uji coba pengembangan pusat pencegahan stunting di RW 11 Desa Rancaekek Wetan Kecamatan Rancaekek bertajuk Ruang Riung Ceria (RRC).
“Apa yang dilakukan oleh yayasan sebagai salah satu unsur pentahelix ini, diharapkan dapat menjadi daya ungkit dorong bagi masyarakat, untuk meningkatkan pemahaman tentang stunting. Kemudian mengupayakan pencegahan, sekaligus membangun kemandirian untuk kesejahteraan masyarakat yang lebih baik,” beber Kang DS.
Di acara yang sama, Kepala Bappeda Kabupaten Bandung Cakra Amiyana mengatakan, “Penumbuhan ekosistem simpul pangan merupakan upaya yang inklusif dan intensif dari Pemkab Bandung, bersinergi dengan Pemerintah Pusat dan Pemprov Jabar, serta berkolaborasi dengan organisasi kemasyarakatan, filantropi dan pelaku usaha serta akademisi dan media,“ terang Cakra Amiyana.
Simpul pangan dikembangkan untuk memberikan jaminan ketersediaan pangan yang sehat dan aman bagi masyarakat Kabupaten Bandung.
Baca Juga: WNA Asal China Masuk untuk Bekerja, Said Didu Singgung Sejarah Palestina Soal Pekerja Asing