Di Masa Pandemi Covid-19, Pemasaran Produk Ekraf Melalui Online Capai 70 Persen

- 25 Juni 2021, 17:00 WIB
Kabid Promosi dan Ekonomi Kreatif (Ekraf), Vena Andriawan (kiri).
Kabid Promosi dan Ekonomi Kreatif (Ekraf), Vena Andriawan (kiri). /Engkos Kosasih/GM
 
GALAJABAR - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung, H. Yosep Nugraha melalui Kabid Promosi dan Ekonomi Kreatif (Ekraf), Vena Andriawan mengungkapkan, di tengah pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 1,5 tahun ini, ternyata ada salah satu sektor yang mengalami peningkatan omzet, yaitu pemasaran produk melalui online hingga lebih 70 persen.
 
"Kepada teman-teman pelaku wisata, khususnya penggiat ekraf, pemasaran barang itu saat ini melalui online," kata Vena Andriawan kepada Galajabar melalui sambungan telepon selular, Jumat, 25 Juni 2021.
 
Untuk membantu pemasarkan produk ekraf, imbuh Vena Andriawan, Disparbud pun sempat melaksanakan pelatihan pembuatan konten Tiktok sebagai salah satu cara untuk memasarkan produk ekraf. 
 
 
"Dengan cara itu cukup efektif. Dengan cara itu, terbukti bisa meningkatkan income. Apalagi dengan pemasaran melalui online itu tinggal kirim, bisa dengan cara memanfaatkan platform transportasi online dan lain-lain," katanya. 
 
Vena Andriawan pun menilai para pelaku ekraf di Kabupaten Bandung yang diperkirakan mencapai sekiar 5000 orang, di antaranya sekitar 30 persen sudah menguasai pemasaran melalui online. 
 
"Dengan tangan terbuka, Disparbud siap memberikan pelatihan untuk itu," katanya.
 
 
Selain pemasaran melalui online, lanjut Vena Andriawan, para pelaku ekraf juga memasarkan produknya melalui marketing lokal. Dengan sasaran orang sekitar dan tidak harus para wisatawan yang membeli produk ekraf tersebut.
 
"Mereka bisa bertahan di tengah pandemi dengan kreativitas. Misalnya, inovasi dalam rasa, warna, maupun kemasan supaya banyak disukai produk ekrafnya. Nama juga berpengaruh, misalnya nasi goreng BEDAS dan nama lainnya," tuturnya.
 
Ia mengatakan, untuk pemasaran produk ekraf itu, para pelaku ekraf tinggal membuat akun instagram, tiktok dan akun lainnya. 
 
 
 
Vena Andriawan juga turut mengungkapkan urusan permodala para pelaku ekraf atau UMKM yang dinilai krusial.
 
"Dengan banyaknya FINTECH/pinjaman online yang semakin menjamur.  Selain bunganya gede, juga banyak kasus yang terjadi," katanya.
 
Ia mengungkapkan bantuan permodalan untuk pelaku UMKM atau ekraf, sebenarnya ada seperti yang diprogramkan salah satu bank siap memberikan bantuan permodalan. 
 
"Kita ingin kedepannya, di kita kan ada Baznas, kalau dikelola dengan baik, sebetulnya bisa menjadi baitul mal dan memberikan bantuan dalam bentuk pinjaman syariah kepada masyarakat," katanya. 
 
 
Menurutnya, layanan badan amil zakat itu, selain rumah baitul mal. Hal itu bisa menjadi alternatif dengan melihat penduduk Kabupaten Bandung mencapai 3,7 juta jiwa dan masyarakat muslimnya sekitar 98 persen.
 
"Kalau menghitung orang yang sudah bekerja, anggap saja sebanyak 2 juta jiwa dan setiap bulan mengeluarkan zakat penghasilan dari profesi sebesar Rp 100.000. Diambil sebanyak 1.000.000 jiwa saja, dalam satu bulan bisa mencpai 100.000.000.000. Itu diambil pendapatan dari orang muslim atau sudah bekerja misalnya," jelasnya. 
 
Menurutnya, dengan mengelola zakat penghasilan itu akan menjadi solusi baru dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.
 
 
"Bagaimana kita menyadarkan rekan-rekan mau bayar zakat penghasilan, berinfak atau sedekah dalam upaya membantu sesama," katanya. 
 
Untuk merealisasikan program itu, katanya, harus didukung dengan berbagai kemudahan dalam layanan.
 
"Jangan  sampai orang mau zakat harus datang dulu. Mengikuti perkembangan hari ini misalnya, bayar zakat itu cukup dengan cara download aplikasi atau sistemnya dengan cara autodebit melalui rekening bank," katanya.
 
 
Pola atau konsep seperti itu, dikatakan Vena Andriawan, dalam upaya menggerakan ekonomi umat atau masyarakat itu berasal dari umat itu sendiri.
 
"Melalui dana infak atau sedekah yang tidak dibatasi. Hal ini harus dibarengi dengan kesiapan sistemnya dan dilengkapi SDM yang mumpuni" katanya. 
 
Untuk mengelola anggaran itu, katanya, bisa kerja sama dengan perbankan yang sama-sama syariah. (Penulis: Engkos Kosasih)***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah