Pasar Tradisional Masih Abai Prokes, Disdagkoperin Kota Cimahi: Buat Pembeli Merasa Aman dan Nyaman

- 31 Agustus 2021, 18:59 WIB
Peserta tampak antusias mengikuti Sosialisasi Manajemen Pengelolaan Pasar Menghadapi Pandemi Covid-19, yang berlangsung di Lobby Pasar Atas Baru Jalan Kolonel Masturi, Selasa (31/8/2021).
Peserta tampak antusias mengikuti Sosialisasi Manajemen Pengelolaan Pasar Menghadapi Pandemi Covid-19, yang berlangsung di Lobby Pasar Atas Baru Jalan Kolonel Masturi, Selasa (31/8/2021). /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/
GALAJABAR - Sejumlah pasar tradisional di Kota Cimahi masih ada yang abai dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini. 
 
Hal itu membuat Dinas Perdagangan UMKM Koperasi dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi melakukan berbagai upaya, agar pengelola pasar dapat menerapkan prokes yang ketat, demi kenyamanan masyarakat.
 
Salah satunya dengan menggelar kegiatan Sosialisasi Manajemen Pengelolaan Pasar Menghadapi Pandemi Covid-19, yang berlangsung di Lobby Pasar Atas Baru Jalan Kolonel Masturi, Selasa 31 Agustus 2021.
 
 
Kegiatan diikuti oleh 50 peserta, yang terdiri dari pengelola dan paguyuban dari 8 pasar tradisional yang ada di Kota Cimahi, yakni Pasar Atas Baru, Pasar Cimindi, Pasar Melong, Pasar Citeureup, Pasar Rancabentang, Pasar Baros, Pasar Kumeli, dan Pasar Antri.
 
Kegiatan dihadiri Kepala Disdagkoperin Kota Cimahi Dadan Darmawan, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disdagkoperin Kota Cimahi Sri Wahyuni, dan Kepala Seksi (Kasi) Bina Perdagangan Disdagkoperin Kota Cimahi Dedy Darmadi.
 
Tampil sebagai narasumber dalam kegiatan tesebut yakni Beti Sarneli dari SNV (Netherlands Development Organisation). Para peserta tampak antusias mengikuti kegiatan ini, dan banyak pertanyaan yang dilontarkan peserta.
 
 
Kepala Disdagkoperin Kota Cimahi, Dadan Darmawan mengatakan, kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan untuk memberi pemahaman kepada pengelola pasar tentang pentingnya penerapan prokes di pasar tradisional.
 
"Dengan tujuan agar masyarakat merasa nyaman dan terlindungi pada saat berbelanja di pasar tradisional," ucapnya.
 
Diakui Dadan masih ada beberapa pasar yang kurang ketat dalam penerapan prokes, seperti
tidak adanya tempat cuci tangan, dan tidak ada cek suhu tubuh.
 
 
"Acara ini sebagai salah satu upaya dari dinas agar para pengelola pasar dapat menerapkan protokol kesehatan yang ketat di pasar tradisional. Sehingga masyarakat merasa nyaman dan aman untuk berbelanja ke pasar tradisional," terangnya.
 
Selain masih ada pasar yang kurang ketat dalam penerapan prokes, masih ada pula warga pasar, baik pedagang maupun pengunjung yang tidak menggunakan masker. Padahal penggunaan masker sangat dianjurkan pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19.
 
"Masih ada beberapa pedagang dan pengunjung yang tidak menggunakan masker dengan alasan tidak nyaman. Sehingga perlu ketegasan dari pengelola pasar. Mereka di ingatkan dan diwajibkan memakai masker," tutur Dadan.
 
 
Disinggung soal pengunjung yang datang ke Pasar tradisonal, ia menyebutkan jika jumlah pengunjung mengalami penurunan cukup drastis selama pandemi Covid-19.
 
"Berkurang rata-rata sekitar 50%. Hal itu dikarenakan daya beli masyarakat yang menurun, serta adanya pembatsan aktivitas selama berlangsungnya PPKM" pungkasnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah