Bangun SPAM di Wilayah Pasirkaliki, Pemkot Cimahi Membutuhkan Anggaran Rp30 Miliar

- 6 Oktober 2021, 19:09 WIB
 Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) yang dikelola BLUD Air Minum Kota Cimahi bersumber dari sungai Cimahi yang ada di kompleks Pemkot Cimahi Jalan Rd Demang Hardjakusumah
Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) yang dikelola BLUD Air Minum Kota Cimahi bersumber dari sungai Cimahi yang ada di kompleks Pemkot Cimahi Jalan Rd Demang Hardjakusumah /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/
GALAJABAR  Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi membutuhkan anggaran sekitar Rp30 miliar untuk membangun Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) di wilayah Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara. 
 
Seperti diketahui, Pemkot Cimahi sudah membebaskan lahan di Pasirkaliki sekitar 9.940 meter persegi. Anggaran yang sudah diserap mencapai sekitar Rp32 miliar untuk pembebasan lahan, yang dilakukan tahun 2019 dan 2020.
 
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi, M Nur Kuswandana mengatakan, pembangunan SPAM tersebut saat ini masih dalam proses pembuatan desain, yang nantinya akan diserahkan ke pemerintah pusat. 
 
 
"Masih dalam proses desain. Mudah-mudahan kami bisa mengusulkan ke kementerian setelah desain selesai," kata Nur, Rabu  6 Oktober 2021.
 
Untuk sumber air bakunya, SPAM tersebut akan memanfaatkan keberadaan kolam retensi atau embung yang juga akan dibangun di lahan tersebut. Desain pembangunan sudah rampung oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). 
 
Berdasarkan perencanaan, kebutuhan untuk pembangunan kolam retensi tersebut mencapai Rp20 miliar. Rencananya, kebutuhan anggaran untuk pembangunannya akan diajukan ke pemerintah pusat atau Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
 
 
"Desain untuk penahan airnya (kolam retensi) sudah jadi oleh BBWS Citarum, tinggal pembangunan," sebut Nur. 
 
Dengan anggaran yang cukup besar untuk pembangunan kolam retensi dan SPAM itu, lanjut Nur, rasanya cukup sulit jika harus mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Cimahi. 
 
"Karena lumayan juga kalau mengandalkan APBD kota, bisa tapi kan lumayan. Kalau bisa dengan bantuan dari APBN (pusat) atau provinsi, itu mungkin lebih baik," ujarnya. 
 
 
Khusus embung, selain untuk mengirim SPAM, juga akan berfungsi meminimalisir banjir di wilayah hilir. Termasuk Melong yang menjadi prioritas untuk dituntaskan. Nantinya air yang mengalir ke hilir tidak terlalu besar debitnya, sebab terhahan di embung tersbebut. 
 
"Jadi kolam retensinya itu untuk penahan banjir. Kedua kita ingin memanfaatkan airnya untuk air minum," pungkas Nur.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah