Selama 14 Hari ke Depan, Kabupaten Bandung Berstatus Tanggap Darurat

- 29 November 2021, 18:55 WIB
Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna saat menemui korban bencana longsor di Kampung Cukang Genteng RT 01/RW 01 Desa Cukang Genteng Kecamatan  Pasirjambu Kabupaten Bandung tertimpa longsoran tanah, Senin (29/11/2021).
Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna saat menemui korban bencana longsor di Kampung Cukang Genteng RT 01/RW 01 Desa Cukang Genteng Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung tertimpa longsoran tanah, Senin (29/11/2021). /Engkos Kosasih/Galajabar/
GALAJABAR - Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna meninjau lokasi bencana longsor yang menyebabkan tembok penahan tebing (TPT) menimpa rumah semi permanen di Kampung Cukang Genteng RT 01/RW 01,  Desa Cukang Genteng,  Kecamatan Pasirjambu,  Kabupaten Bandung, Senin 29 November 2021. 
 
Peristiwa longsor itu menyebabkan Meisya Nadia (3), anak balita dari pasangan Nandi Mulyadi (25) dan Nur (20) ditemukan meninggal dunia setelah tertimpa reruntuhan  rumah berukuran 5 x 6 meter.
 
Sedangkan Nandi dan Nur, mengalami luka-luka, kemudian dilarikan ke RSUD Soreang untuk menjalani perawatan medis.
 
 
"Ambruknya TPT di belakang rumah korban itu akibat rembesan air yang tidak terkendali, kemudian TPT-nya tidak kuat," kata Dadang kepada wartawan di lokasi bencana longsor tersebut.
 
Selain menghancurkan rumah Nandi, kata Bupati, perstiwa ambruknya  TPT itu merusak rumah lainnya.
 
"Dalam peristiwa itu ada anak yang masih usia 3 tahun meninggal dunia. Kata pihak korban, kejadian ini tidak disangka. Pada malam hari saat kejadian, kondisinya lagi sepi," katanya.
 
 
Untuk itu, Dadang Supriatna mengucapkan belasungkawa atas kejadian itu yang menyebabkan anak balita baru berusia tahun meninggal dunia.
 
"Ini untuk menjadi perhatian bagi para orang tua, khususnya  untuk memberikan kenyamaman kepada anak-anak. Dan tentu harus diwaspadai di lingkungan sekitar, karena curah hujan tinggi sangat berbahaya. Kita jangan menyepelekan kondisi alam sekarang. Tetap kita harus lebih mengedepankan kehati-hatian," tuturnya.
 
Pemkab Bandung pun akan melakukan perbaikan infrastruktur di lokasi kejadian. Di samping itu, ia sudah koordinasi dengan Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung H. Akhmad Djohara dan Forkopimda Kabupaten Bandung untuk menaikkan status siaga menjadi status tanggap darurat.
 
 
Tanggap darurat itu diberlakukan mulai Senin 29 November sampai 14 hari ke depan. 
 
"Pada akhirnya, kita bisa mengeluarkan dana dari BTT (belanja tidak terduga). Sehingga, penangannya tanpa tender dan bisa  penunjukkan langsung kepada pelaksana," katanya. 
 
Kejadian ini, katanya, bukan hanya terjadi di Kecamatan Pasirjambu, juga terjadi di Buminegara, Kecamatan Kutawaringin, di sana sudah ada retakan. Bahkan di bawahnya sudah ada sumber air, dan itu merupakan sungai di bawah tanah. 
 
 
"Ini juga harus diperhatikan. Jangan sampai sudah terjadi, baru kita ke sana. Dan termasuk kecamatan-kecamatan lainnya. Saya kira penetapan tanggap darurat sudah ditetapkan di Kabupaten Bandung, maka kita harus serempak semua OPD bergerak untuk lebih bisa mengawasi kondisi di kecamatan masing-masing," ujarnya.
 
Dadang Supriatna pun menginstruksikan kepada para camat untuk melihat kondisi yang rawan bencana.
 
"Jangan sampai melihat kontur lahan atau tebing yang rawan longsor dibiarkan. Tolong diingatkan, jangan sampai terjadi longsor susulan. Dan mudah-mudahan tidak lagi terjadi bencana-bencana lainnya di Kabupaten Bandung. Kita tetap harus mengedepankan kewaspadaan," ujarnya.
 
 
Disinggung apakah warga di lokasi longsor Kampung Cukang Genteng akan direlokasi, Bupati mengungkapkan, setelah dilakukan peninjauan akan dilakukan perbaikan infrastruktur.
 
Di antaranya, penataan drainase, supaya air tidak langsung meresap ke dalam TPT tersebut yang menyebabkan rawan longsor. 
 
 "Air hujan yang mengalir di halaman rumah untuk dialirkan ke saluran drainase. Kemudian, di lokasi kejadian akan dibuatkan TPT lebih permanen," katanya.
 
 
Ia pun belum bisa memastikan apakah direlokasi atau tidak, kecuali kepala desa setempat menyiapkan lahannya. Seperti kejadian di Kecamatan Kertasari, 10 kepala keluarga direlokasi.
 
"Kalau secara teknis, infrastrukturnya bisa diperbaiki, ya kita perbaiki. Sebelumnya TPT-nya jebol, karena TPT-nya tidak stabil," ujarnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x