Pengukuhan Guru Besar UPI Prof. Dedi Sutedi: Peranan Linguistik dalam Pendidikan Bahasa Jepang

- 18 Mei 2022, 08:45 WIB
Pengukuhan Guru Besar UPI Prof. Dedi Sutendi: Peranan Linguistik dalam Pendidikan Bahasa Jepang   
Pengukuhan Guru Besar UPI Prof. Dedi Sutendi: Peranan Linguistik dalam Pendidikan Bahasa Jepang   /Humas UPI

Masalah pemahaman tata bahasa terjadi karena penjelasan yang tidak lengkap, tidak ada referensi yang mudah dibaca dan mudah diraih, kurangnya pengetahuan dan pemahaman linguistik BJ.

Masalah sulitnya berkomunikasi disebabkan kurangnya pemahaman terhadap budaya dan kebiasaan bangsa Jepang. Banyaknya perbedaan budaya dan kebiasaan menyebabkan komunikasi kurang lancar.

Baca Juga: Menang Tipis Atas Southampton, Liverpool Tempel Ketat City Dalam Perebutan Juara Liga Inggris

Peranan linguistik dalam memecahkan ketiga masalah di atas antara lain, Pertama, huruf kanji dianggap sebagai masalah karena jumlahnya terlalu banyak dan sulit untuk diingat, tetap mudah terlupakan. Untuk itu, perlu ada upaya untuk memberikan penguatan dalam mengingat huruf tersebut.

Di sini peranan dan konsep linguistik kognitif sangatlah penting. Konsep analogi, asosiasi, teori gestalt, dan sebagainya dapat meningkatkan daya ingat, sehingga dapat ditemukan cara mengingat huruf Kanji.

Kedua, dalam memahami unsur gramtikal dapat ditopang dengan teori linguistik, misalnya kajian sintaksis dan semantik, kajian linguistik kontrastif, termasuk kajian linguistik kognitif dinilai cukup ampuh dalam memerikan fenomena gramatikal BJ.

Sumbangan dari sintaksis di antaranya analisis kalimat dengan menggunakan tiga tataran sintaksis, yaitu menyangkut fungsi sintaksis, kategori sintaksis, dan peran semantis cukup ampuh dalam mendeskripsikan fenomena kalimat pasif BJ.

Baca Juga: Waspada! Hujan Guyur Jabar dari Siang hingga Malam: Prakiraan Cuaca Wilayah Jawa Barat Rabu, 18 Mei 2022

Penerapan konsep metafora, metonimi, dan sinekdok yang digunakan dalam linguistik kognitif cukup ampuh dalam memerikan kata yang berpolisemi dan masalah idiom dalam BJ. Hal ini dapat memberikan penguatan serta memperdalam pemahaman makna.

Ketiga, masalah penggunaan BJ yang dipelajari dalam berkomunikasi secara nyata, dapat diatasi dengan penjelasan-penjelasan yang dilakukan kaum linguis kognitif. Ada kesan BJ yang dipelajari berbeda dengan BJ yang digunakan masyarakat Jepang.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x