Secara garis besar NCTM telah menyampaikan gagasan tentang lima pilar pendidikan yang ideal sebagai fondasi dari pendidikan matematika yang baik. Kelima pilar itu adalah 1) Keadilan: Keunggulan dalam pendidikan matematika membutuhkan kesetaraan, harapan yang tinggi dan dukungan yang kuat untuk semua siswa dalam menerima pendidikan.
2) Kurikulum: Sebuah kurikulum lebih dari sekedar kumpulan dokumen/rencana kegiatan. Namun kurikulum yang baik harus koheren, fokus tersistematis, terkait pada peningkatan keterampilan matematis, dan dapat disajikan secara aplikatif di dalam pembelajaran.
Baca Juga: Lewat Drama Adu Penalti, Eintracht Frankfurt Juarai Liga Europa 2021/2022
3) Proses Pembelajaran: Siswa harus belajar matematika dengan pemahaman yang komprehensif, aktif membangun pengetahuan yang baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya.
4) Penilaian: Penilaian harus mendukung pembelajaran matematika yang penting dan memberikan informasi yang berguna sebagai umpan balik untuk perbaikan bagi guru dan siswa.
5) Teknologi: Teknologi sangat penting dalam belajar mengajar matematika khsususnya di era saat ini. ICT berperan sebagai media untuk memperkaya konsep matematika yang diajarkan dan meningkatkan kualitas keterampilan dan pembelajaran siswa.
Integrasi teknologi dalam pendidikan adalah bidang yang sangat menarik untuk dikaji. Banyak peneliti tidak hanya tertarik pada potensi pendidikan teknologi dalam mengubah praktik pembelajaran di kelas tetapi juga cara guru secara efektif mengintegrasikan teknologi dalam mentransformasikan pembelajaran tersebut.
NCTM (2014) merekomendasikan pemanfaatan ICT sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran di kelas, teknologi adalah alat yang esensial untuk belajar matematika di abad ke-21, dan semua sekolah harus memastikan bahwa semua siswanya memiliki akses dan fasilitas untuk memanfaatkan teknologi dalam menunjang proses pembelajaran.
Hal ini menjadi salah satu masalah yang menantang bagi guru matematika untuk menggunakan ICT secara efektif dalam pengajaran. Perubahan besar dalam teknologi juga menimbulkan tantangan bagi calon guru dan guru pra jabatan, mereka dituntut untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan baru untuk memanfaatkan teknologi baru dengan cara yang bermakna secara pedagogis.