UNESCO Desak Pemerintah Hentikan Proyek Taman Komodo, Susi Pudjiastuti: Apa Bedanya dengan Kebon Binatang?

3 Agustus 2021, 11:55 WIB
Susi Pudjiastuti. /Foto: Instagram/@susipudjiastuti115/Instagram/@susipudjiastuti115

GALAJABAR - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti turut memberikan komentar terkait desakan dari Komite Warisan Dunia UNESCO untuk menghentikan proyek di Taman Nasional Komodo.

Sebelumnya diketahui, Komite Warisan Dunia UNESCO meminta Pemerintah Indonesia menghentikan seluruh proyek baik di dalam maupun sekitar Taman Nasional Komodo.

Pihak UNESCO mendesak menghentikan lantaran pembangunan ini tidak sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 306 Tahun 1992 tentang pembentukan Taman Nasional Komodo sebagai kawasan alami.

Sementara, keputusan tersebut disampaikan UNESCO dalam kegiatan Konvensi Komite Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 16 sampai 31 Juli 2021 kemarin.

Baca Juga: Honda Super Cub C125 Dirilis Makin Stylish dan Unik, Ini Harganya

Terkait hal tersebut, Susi Pudjiastuti pun turut mengomentari Pemerintah Indonesia dan meminta untuk tidak selalu belajar dari kesalahan yang telah dilakukan.

“Sudah saatnya kita belajar jangan selalu dari kesalahan, dibangun atau dirusak, terus beberapa tahun dibongkar,” cuit Susi Pudjiastuti, dikutip Galamedia dari akun Twitter @susipudjiastuti pada Selasa 3 Agustus 2021.

Namun, saran Susi, Pemerintah coba untuk melakukan riset, membaca, dan meninjau sebelum melakukan proyek di lokasi warisan dunia.

“Tapi coba riset, baca dan jalan-jalan keliling (yang pasti sudah dilakukan), mereka semua menuju Back to its Nature (kembali ke alamnya), sustainability of nature resource (keberlanjutan sumber daya alam) adalah frame development (pengembangan bingkai),” jelas mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini.

Baca Juga: Kemenangan Greysia-Apriyani Tersorot Media Jepang, Keduanya Berhasil Patahkan Cengkraman China

Susi Pudjiastuti meyakini bahwa turis-turis yang datang ke Taman Nasional Komodo tidak ingin melihat komodo diletakkan di tengah labirin beton.

Lantaran, jika hal itu terjadi maka Taman Nasional Komodo tidak memiliki perbedaan dengan kebun binatang.

“Saya punya keyakinan turis-turis nanti yang datang bukan ingin melihat komodo yang ditaruh di tengah-tengah labirin beton terus kita tonton. Nanti apa bedanya dengan Bonbin Ragunan?,” kata Susi Pudjiastuti.

Kemudian, ia mengajak seluruh pihak untuk sadar dan membuka mata sebelum akhirnya ditertawakan oleh dunia.

Baca Juga: Tidak Akan Lockdown! Ali Ngabalin: Presiden Jokowi Teliti dalam Mengambil Keputusan

“Sadar yok, sebelum kita ditertawakan dunia,” ucap Susi Pudjiastuti.

Sementara itu, Komite Warisan Dunia UNESCO mencatat kekhawatirannya terkait dengan berbagai proyek infrastruktur pariwisata yang dikerjakan dan direncanakan di properti.

Pihaknya pun juga mendesak Pemerintah untuk menghentikan semua proyek infrastruktur pariwisata di dalam dan sekitar Taman Nasional Komodo.

Hal itu diminta lantaran berpotensi berdampak pada daerah tersebut, hingga revisi EIA diajukan dan ditinjau kembali oleh IUCN.

Selain itu, Komite Warisan Dunia UNESCO juga mencatat kurangnya peralatan operasional dan kapasitas teknis untuk mengelola daerah laut.

Kemudian UNESCO meminta Pemerintah untuk memperkuat kapasitas manajemen laut serta penegakan hukum di Taman Nasional Komodo.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler