Ferdinand Hutahaean Tuding Said Didu Dapat Jabatan karena Orang Dalam, Buntut Ucapan Rezim KODOK

3 November 2021, 18:42 WIB
Muhammad Said Didu. /Facebook/Muhammad Said Didu/ /

GALAJABAR – Pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean menanggapi kritikan yang dilontarkan Eks Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam kritikannya, Said Didu mengungkit kejatuhan pemerintahan Soeharto atau pada Orde Baru yang terjadi karena maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

"Dulu orde baru jatuh karena tuduhan rezim KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme)," ujarnya melalui akun Twitter pribadi Sabtu, 30 Oktober 2021.

Baca Juga: Jelang Persib vs Persela: Maung Bandung Siap Tempur, Laskar Joko Tingkir Tak Bisa Turunkan Gian Zola

Lantas kata dia, hal serupa juga bisa saja tengah terjadi pada pemerintahan Jokowi saat ini.

Secara blak-blakan, pria yang akrab disapa MSD ini memberi istilah rezim saat ini dengan nama rezim korupsi, oligarki, dinasti, otoritarian, dan koncoisme atau disingkat KODOK.

“Sepertinya sekarang yg terjadi adalah rezim KODOK (Korupsi, Oligarki, Dinasti, Otoritarian dan Koncoisme),” tandasnya.

Baca Juga: RESMI! Selebgram Rachel Vennya dan Salim Nauderer Ditetapkan sebagai Tersangka

Ferdinand Hutahaean lantas geram dengan kritikan yang disampaikan oleh MSD.

Dia pun menyinggung mengenai jabatan yang pernah diemban MSD dulu.

Menurutnya, MSD bisa mendapat jabatan tersebut karena koncoisme. Bukan karena kemampuan personalnya.

Tudingan tersebut disampaikan Ferdinand melalui akun Twitter pribadi @FerdinandHaean3 Selasa, 2 November 2021.

Baca Juga: Luhut dan Erick Terancam Dipecat, Muslim Arbi Desak Jokowi hingga DPR Proses Kedua Menteri Itu

“Kayaknya sih dulu Didu ini bisa duduk jd pejabat terutama karena koncoisme bkn krn kemampuan personalnya,” tuturnya.

“Kalau ngga salah sih, iya ngga Du?” imbuhnya.

Sebagai informasi, koncoisme adalah paham yang mengutamakan kawan sebagai mitra kerja dan sebagainya. ***

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler