GALAJABAR - Deputi Strategi dan Kebijakan Balitbang DPP Partai Demokrat, Yan Harahap merasa tidak heran dengan manuver politik yang dilakukan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko kepada Partai Demokrat.
Menurutnya, sebelum berhasrat menguasai Partai Demokrat, Moeldoko diketahui pernah ingin menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Manuver politiknya tersebut diduga dijadikan sebagai kendaraan politik di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Pada Pilpres 2019, Moeldoko diduga mengincar posisi calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi).
Hal tersebut tentu berbeda dengan apa yang Moeldoko lakukan pada Partai Demokrat. Di Partai Demokrat, Moeldoko diduga mengincar posisi ketum sebagai kendaraan politiknya sebagai capres di Pilpres 2024.
“Zigzag Sang Jenderal. Ternyata selain berhasrat menguasai Demokrat, Moeldoko pernah ingin menjadi Ketua Umum Golkar. Juga mengincar posisi cawapres Jokowi. Ambisius ‘tanpa keringat,” tulis Yan Harahap yang dikutip Galajabar dari akun Twitter pribadinya, @YanHarahap, 19 Maret 2021.
Sebelumnya, Jokowi menunjuk Moeldoko untuk menduduki jabatan Kepala KSP pada 17 Januari 2018. Selang satu tahun kemudian, Moeldoko diduga mengincar posisi calon wapres untuk mendampingi Jokowi.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ternyata Ini 7 Rahasia Kesuksesan Sinetron Ikatan Cinta
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan mundurnya Moeldoko dari posisinya sebagai kader Partai Hanura.