GALAJABAR – Nama Kaesang Pangarep putra bungsu Presiden Joko Widodo kembali menjadi perbincangan hangat dalam masyarakat.
Setelah isu ghosting dan kisah percintaannya dengan Felicia Tissue, kali ini namanya kembali diperbincangkan karena belakangan ini ia sedang memborong beli saham.
Bahkan, Kaesang membeli saham sepakbola. Ia disebut membeli saham sepak bola Bali United dan hari ini ia membeli saham Persis Solo.
Baca Juga: Andi Arief Doakan Ruhut Sitompul Diangkat Jokowi Menjadi Direksi PLN Bagian Pegang Setrum
Akhirnya, ia kini menjadi pemilik saham mayoritas sekaligus Direktur Utama PT Persis Solo Saestu (PSS), yang menaungi Persis Solo. Bersama manajemen baru, ia berharap bisa membawa klub itu promosi ke Liga 1 Indonesia.
Dalam hal ini, Kaesang bekerja sama dengan pengusaha dan Menteri BUMN, Erick Thohir. Namun, pemilik saham mayoritasnya adalah Kaesang.
Hal ini pun mendapat berbagai komentar dari berbagai kalangan, salah satunya, Rocky Gerung. Rocky Gerung menunggah video di Youtube nya dengan judul “PANGERAN KAESANG DIBANTU ERICK THOHIR BORONG SAHAM KLUB SEPAKBOLA” pada 21 Maret 2021.
Rocky menilai bahwa ada misteri mengapa Erick Thohir juga ikut membeli saham ini bersama dengan Kaesang.
“Yang menarik itu, istilah tadituh Hersu (Jurnalis Senior Rocky Gerung), Erick Thohir pengusaha sekaligus Menteri BUMN. Nah di situ, misterinya di situ. Ngapain Menteri BUMN harus beli saham olahraga mahal, tapi itu okay nanti ada anaknya ditaro di situ. Tapi, ngapain beli bersama dengan Kaesang, yang adalah anak presiden,” ujar Rocky.
Rocky menilai memang pasar sepak bola tidak akan ada matinya, semua orang selalu menonton sepak bola, mau bermain sepak bola. Bisnis sepak bola juga ia nilai sangat prospektif.
Rocky memaparkan, yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa anak presiden bersama Menteri BUMN yang notabenenya adalah bawahan presiden membeli sebuah klub sepak bola.
Rocky juga terheran-heran kenapa ada selebrasi dalam keadaan politik yang miris saat ini.
“Sementara orang merayakan hari kebahagiaan internasional hari ini, menganggap bahwa ada yang sedang menderita yaitu Habib Rizieq yang diojok-ojok untuk ikut sidang daring dan dia menolak itu, jadi orang lalu liat kontras (perbedaan), bagaimana mungkin dalam keadaan ada peristiwa politik yang miris tapi ada selebrasi di dalam peristiwa bisnis tuh”, jelas Rocky.
Rocky menilai bahwa adanya relasi politik di belakang ini semua.
“Tentu semua orang ingin agar supaya klub sepak bola kita berkibar di internasional tuh, karena itu memang musti ada uang yang disuntikkan kedalam persepakbolaan nasional tuh, liga Indonesia, macem-macem lah, tetapi sekali lagi ini adalah, di belakang itu ada relasi kekuasaan, relasi politik, jadi bagian itu yang orang soroti tuh, dalam perbandingan dengan Habib Rizieq yang dihina di dalam persidangan dan diperlihatkan bahwa beliau sebetulnya, apa kesalahan beliau, hanya berkerumun, sementara ayah dari seorang pemilik saham baru di Persis itu juga mengumpulkan kerumunan,” lanjut Rocky.
“Publik selalu mencari keadilan sebetulnya, peristiwa bisnis biasa dibelakang orang akan cari kaitannya kenapa, apakah ada persiapan ke 2024 sehingga Erick Thohir sebetulnya tidak investasi ke Persis tapi investasi kepada bapaknya Kaesang (Jokowi). Kan itu logikanya tuh”, ujar Rocky. (Penulis: Muhammad Ibrahim)***