Kondisi Indonesia Hari Ini, Din Syamsudin: Indonesia Sedang Menjauh dari Cita-cita Dasar

- 23 Maret 2021, 10:09 WIB
Mantan Ketua Umum MUI, Din Syamsudin / tangkap layar Youtube / Fadli Zon Official
Mantan Ketua Umum MUI, Din Syamsudin / tangkap layar Youtube / Fadli Zon Official /

GALAJABAR - Mantan Wakil Ketua Umum (waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsudin sedang prihatin terhadap kondisi kehidupan berbangsa, bernegara di tanah air Indonesia ini.

Menurutnya, kondisi Indonesia hari ini sedang menjauh dari cita-cita dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Saya menyimpulkan bahwa kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia tercinta ini, menjauh dari cita-cita dasar," tutur Din Syamsudin dalam keterangannya, yang dilansir galamedia dari Youtube Fadli Zon Official pada Selasa, 23 Maret 2021.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Istri Seorang Istri 23 Maret 2021: Perceraian di Ujung Tanduk, Akhirnya Nana Lakukan Tes

Terdapat dua hal dasar disoroti Din Syamsudin, yang dirasanya menimbulkan sebuah keresahan, yaitu:

1. Tujuan berbangsa dan bernegara membangun Indonesia yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur.

2. Misi pemerintah seperti melindungi, menciptakan kesejahteraan, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Baca Juga: Terkesan Seperti Memainkan Rakyat Boven Digoel Papua, Andi Arief Kecewa Atas Putusan KPU dan MK

Dua hal tersebut menurut Din Syamsudin sedang menjauh, dari jalan kebenaran bangsa dan negara Indonesia ini. Terutama pada struktur kenegaraan, sehingga terjadi deviasi dan distorsi kehidupan nasional dari nilai-nilai dasar tersebut.

"Dua hal itu sedang menjauh. Terutama pada struktur kenegaraan, sehingga terjadi deviasi dan distorsi kehidupan nasional dari nilai-nilai dasar tersebut," ujar Din Syamsudin.

Banyak hal yang mendorong Din Syamsudin untuk mengutarakan keresahannya tersebut. Salah satunya Din menyoroti kesimpulan pada muktamar Muhammadiyah tahun 2010 di Yogyakarta, menyimpulkan terdapat 119 undang-undang yang dinilai bertentangan dengan konstitusi.

Baca Juga: Tanggapi Kisruh Politik Saat Ini, Puan Maharani: Terapkan Etika Politik Tiap Anggota DPR

"Jiwa, semangat, dan nilai dari pembukaan itu juga terdapat deviasi dan distorsi," ungkap Din Syamsudin.

Muktamar Muhammadiyah tahun 2010 di Yogyakarta tersebut, kemudian dikembangkan oleh kongres umat Islam Indonesia pada tahun 2015.

Pada saat itu, Din Syamsudin sedang menjabat sebagai Ketua MUI. Dalam deklarasi Jogja tersebut terdapat frasa "Telah dan tengah terjadi deviasi, distorsi, ditambah satu diksi disorientasi kehidupan nasional dari nilai-nilai dasar".

Baca Juga: Hasil Survei CPCS Tunjukan 70,7 Persen Kinerja Jokowi-Ma’ruf Memuaskan Masyarakat

"Ini bisa dipertanggungjawabkan secara akademik," tambahnya.

Din Syamsudin juga menilai bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang berbahaya bagi masa depan bangsa kalau tidak segera direkonstruksi serta dikembalikan ke cita-cita awal.

Dalam kesempatannya diwawancarai oleh Fadli Zon tersebut, Din Syamsudin juga mengutarakan niatan dirinya yang bermaksud untuk meluruskan bangsa, bukan untuk bersikap radikal ataupun ingin menghancurkannya.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Balapan MotoGP Musim 2021, Gelaran Perdana di Qatar 28 Maret 2021

Din Syamsudin menilai masih banyak orang yang salah memahami, bahwa sebenarnya kini Din Syamsudin sedang berjuang untuk meluruskan kiblat bangsa tersebut.

"Inilah perjuangan sekarang lewat berbagai lini di mana saya berada di dalamnya, termasuk di KAMI semata-mata untuk meluruskan kiblat bangsa," tegas Din Syamsudin. (Penulis:Diyang Mardiana Fajar Nugraha)***

Editor: Noval Anwari Faiz

Sumber: YouTube Fadli Zon Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah