GALAJABAR - Baru-baru ini, Wasekjen Partai Demokrat, Muhammad Rifai Darus menanggapi pernyataan Kepala Kantor Staf Presiden KSP Moeldoko terkait adanya pertarungan ideologi di internal Partai Demokrat.
Rifai Darus menyebut seseorang seperti Moeldoko sangat tidak layak membahas hal-hal yang berkaitan dengan ideologi, mengingat Moeldoko saat ini tengah berusaha merebut paksa Partai berlambang Mercy tersebut.
"Halusinasi Anda soal ideologi sudah tak lagi dalam domain yang pantas dan layak,” kata Rifai Darus dilansir Galajabar dari akun Twitter @RifaiDarusM pada Senin, 29 Maret 2021.
Halusinasi anda soal ideologi sudah tak lagi dalam domain yang pantas dan layak. Tuduhan ini menjurus pada fitnah yang serampangan.
Berbicara Ideologi itu tak akan lepas dari namanya suritauladan Tuan.-mrd-#SelamatkanDemokrasi #demokratbersamaahy pic.twitter.com/cUlsP30FC7— Muhammad Rifai Darus (@RifaiDarusM) March 28, 2021
Baca Juga: Kabar Baik! 3 Jenis Bansos Ini Bakal Cair April 2021, Apa Saja?
Lebih lanjut, Rifai Darus juga menyatakan tudingan terkait adanya pertarungan ideologi itu merupakan fitnah yang sengaja dibuat oleh Moeldoko dan lainnya.
“Tuduhan ini menjurus pada fitnah yang serampangan,” ucap Rifai.
Bahkan, ia menasihati Moeldoko bahwa bila berbicara tentang ideologi, maka akan melekat sikap yang disebut dengan suri tauladan.
Baca Juga: 5 Pejabat Tinggi Pratama di Pemkab Barat Dilantik Secara Tertutup, Prokes Dijalankan Ketat
“Berbicara ideologi itu tak akan lepas dari namanya suri tauladan Tuan,” ujar Rifai.
Oleh karena itu, Rifai Darus menilai jika Moeldoko tak perlu membahas tentang ideologi, karena merebut Partai Demokrat saja itu sudah tidak mencerminkan ideologi bangsa.
“Tidak usah sok membahas ideologi, jika cara anda merebut partai saja tidak berbasiskan ideologi bangsa kita ,” ucap Rifai.
“Merebut dalam senyap, menikam dalam gelap,” tambahnya.
Sebelumnya, Moeldoko selaku Ketua Umum tandingan Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu, menyatakan akan menyelamatkan Partai Demokrat dari ancaman suatu ideologi yang teridentifikasi berbahaya.
“Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali. Ini menjadi ancaman cita-cita menuju Indonesia Emas 2045,” ucap Moeldoko.
Baca Juga: Buat Kamu yang Berjiwa Muda dan Kreatif, Raffi Ahmad Lagi Buka Loker Besar-besaran nih, Ayo Serbu!
Melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko, Minggu, 28 Maret 2021 tersebut, Moeldoko menyebut pergerakannya ini bukan saja untuk menyelamatkan Partai Demokrat saja, akan tetapi juga untuk menyelamatkan bangsa Indonesia.
“Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Demokrat. Jadi, ini bukan sekadar menyelamatkan demokrat, terapi juga bangsa dan negara,” ujarnya. (Penulis: Sartika Rizki Fadilah)***