Network
GALAJABAR - Salah satu tokoh Papua, Christ Wamea kembali mengungkapkan kegeramannya terkait beberapa polemik yang akhir-akhir ini terjadi di Tanah Air.
Dalam unggahannya di Twitter, Christ Wamea bahkan mempertanyakan bahwa beberapa indikasi yang kini terjadi beruntun apakah terkait dengan bangkitnya komunisme.
Christ Wamea mengurutkan setidaknya ada empat indikasi yang menimbulkan tanya terkait dengan bangkitnya paham terlarang itu.
Baca Juga: Keren! Rizal Ramli Berhasil Tembus Kandidat Potensial Presiden 2024, Pengamat Politik: Ada yang Cocok?
Mulai dari beberapa polemik yang terjadi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hingga maraknya isu penisataan agama yang akhir-akhir ini memantik kemarahan publik.
"Frasa agama mau dihilangkan, pendidikan Pancasila dan bahasa Indonesia dihilangkan, tokoh NU dihilangkan dari sejarah, penistaan agama yang marak," ujar Christ Wamea dilansir dari akun Twitter miliknya Rabu, 21 April 2021.
"Apakah ini menunjukkan komunitas mau bangkit?," lanjutnya bertanya.
Baca Juga: Gelisah dengan Kondisi Bandung Barat, Tokoh KPKBB dan Masyarakat Bentuk P4KBB
Seperti diketahui, akhir-akhir ini beberapa polemik yang memancing kritik masyarakat kerap mengemuka terutama berkaitan dengan kebijakan Mendikbud.
Beberapa waktu yang lalu, masyarakat dibuat geram dengan raibnya kata 'agama' dalam draf Peta Jalan Pendidikan Nasional (PJPN).
Lebih lanjut, polemik kembali terjadi dengan terbitnya PP Nomor 57 Tahun 2021 yang mana didalamnya memuat bahwa Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia tidak lagi menjadi pelajaran wajib di perguruan tinggi.
Baca Juga: Persib Lolos ke Final Piala Menpora 2021, Semua Tumpah Ruah dan Bergoyang Bersama
Yang terbaru, masalah terkait hilangnya tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah Indonesia yang menuai berbagai protes.
Di samping itu, isu terkait penistaan agama sebelumnya muncul dan menggegerkan publik misalnya kasus ungkapan Joseph Paul Zhang yang hingga saat ini masih bergulir. (Penulis: Rizwan Suandi)***
