Soroti Utang Garuda Indonesia yang Kian Membengkak, Said Didu: Untuk Selamat, Perlu Langkah Radikal Presiden!

- 5 Juni 2021, 16:36 WIB
Muhammad Said Didu
Muhammad Said Didu /Facebook Muhammad Said Didu/


GALAJABAR - Baru-baru ini, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menyoroti permasalahan finansial Garuda Indonesia.

Perlu diketahui bahwa, Garuda Indonesia memiliki utang sebesar Rp70 triliun. Utang tersebut terus meningkat sebesar Rp1 triliun setiap bulan, karena penundaan pembayaran ke pemasok.

Di sisi lain, perusahaan tersebut juga memiliki arus kas negatif dan utang minus Rp41 triliun.

Baca Juga: MotoGP Catalunya 2021: Franco Morbidelli Tercepat di FP3, Valentino Rossi Sukses Jauhi Marc Marquez

Adapun utang tersebut disebabkan oleh pengeluaran operasional yang tak dapat tertutup oleh pendapatan perusahaan.

Permasalahan finansial Garuda Indonesia ini ditanggapi Said Didu melalui akun Twitter pribadinya @msaid_didu.

Melalui cuitannya, Said Didu mengibaratkan utang Garuda Indonesia yang telah mencapai Rp70 triliun dan ekuitas minus Rp41 triliun dengan kerugian Rp16 triliun tersebut bagaikan pasien yang berada di ICU yang menggunakan ventilator dan alat pacu jantung.

Baca Juga: Mengejutkan! Profesor Ini Ungkap Musuh Indonesia yang Sebenarnya, Ancaman Asing Termasuk?

Demi menyelamatkan perkara finansial itu, Said Didu menegaskan bahwa perlu adanya langkah radikal sesuai keputusan presiden.

"Saat ini Garuda memiliki utang Rp 70 trilyun, ekuitas minus Rp 41 trilyun dan rugi Rp. 16 trilyun bagaikan pasien yg berada di ICU yg sdh gunakan ventilator dan alat pacu jantung. Utk selamatkan, perl langkah radikal sesuai kptsn Presiden," kata Said Didu dilansir Galajabar dari akun Twitter @msaid_didu pada Sabtu, 5 Juni 2021.

Diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa kini Garuda Indonesia akan fokus pada bisnis penerbangan domestik, yang akan melayani perjalanan masyarakat antarpulau di dalam negeri.

Baca Juga: 5 Bangunan Tertua di Indonesia, Salah Satunya di Kota Bandung, Saksi Bisu Masa Penjajahan

Perubahan bisnis Garuda Indonesia ke domestik ini dilakukan sebagai upaya dari pemerintah untuk menyelamatkan Garuda Indonesia dari persoalan finansial yang sedang dialami akibat kerugian perseroan. (Penulis: Sartika Rizki Fadilah)***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah