GALAJABAR– Indonesia kembali mengantongi utang baru dengan nilai yang cukup besar dari Bank Dunia, yakni mencapai $US800 juta (setara Rp11,36 triliun) dihitung kurs Rp14.200 per dollar AS.
Utang besar ini disebut akan dipergunakan untuk mendanai reformasi kebijakan investasi dan perdagangan, serta membantu percepatan pemulihan ekonomi.
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen menuturkan, hambatan besar bagi investasi dan perdagangan telah membatasi kemampuan Indonesia untuk menarik investasi asing langsung yang berorientasi ekspor.
Baca Juga: Penyanyi Wanita Termahal di Dunia, Bayaran Capai Rp40 Miliar, Ternyata Ditempati Penyanyi Satu Ini
Selain itu juga, mengurangi integrasi Indonesia ke dalam rantai nilai global serta meningkatkan harga pangan di dalam negeri.
Tantangan tersebut dipercaya telah memperlambat pertumbuhan sektor manufaktur dan non-komoditas.
Lebih lanjut ia menjelaskan akibat dari hal ini, sebagian besar lapangan kerja dalam beberapa dekade terakhir diciptakan di sektor komoditas dan layanan yang berproduktivitas rendah, yang umumnya memberi penghasilan di bawah upah kelas menengah.
Akibat pandemi, Indonesia mengalami resesi pertamanya dalam dua dekade. Hal ini memperburuk tantangan yang dihadapi perekonomian untuk melakukan perluasan ke sektor-sektor yang lebih canggih agar dapat menciptakan lapangan kerja dengan upah yang lebih baik dan produktivitas lebih tinggi.
“Pemerintah sedang menjalankan program reformasi besar untuk menarik investasi dan meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia.”