Network
GALAJABAR - Tepat hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merayakan ulang tahunnya yang ke-60.
Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Mohamad Guntur Romli turut memberikan ucapan selamatnya.
Selain memberikan selamat, Guntur juga mewanti-wanti Jokowi untuk tidak tergoda soal tiga periode.
Hal itu disampaikan Guntur Romli melalui akun Twitter pribadinya pada Senin, 21 Juni 2021.
Baca Juga: 6 Pekerjaan Paling Berbahaya di Dunia dengan Gaji Selangit, Salah Satunya Bisa Akibatkan Cacat Seumur Hidup
"Selamat ulang tahun Pak
@jokowi yg ke-60, semoga selalu sehat, kuat & terus dimbimbing Allah Swt dlm pengabdian thdp bangsa ini," cuit Guntur Romli dikutip Galajabar dari Twitternya @GunRomli, Senin, 21 Juni 2021.
"Selalu bangga lihat bapak tetap fokus kerja & jgn pernah tergoda jilatan berbisa 3 periode Pak," tegasnya.
Sebelumnya, Guntur Romli juga ikut menanggapi soal riuhnya isu perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode.
Baca Juga: Bikin Gaduh Negara Karena Maksa Sandingkan Jokowi-Prabowo di 2024, Qodari Inginkan Jabatan Komisaris?
Hal tersebut dipicu oleh pendapat Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari yang diketahui telah membentuk Jokowi-Prabowo untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Bahkan, pada Sabtu, 19 Juni 2021, Sekretariat Nasional Jokowi-2014 telah dibentuk.
Hal tersebut diketahui melalui agenda syukuran yang tersebar. Dalam undangan yang tersebar, acara syukuran Seknas Jokowi-Prabowo 2024 berlokasi di Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Baca Juga: AS: Cina Terancam Diisolasi Komunitas Internasional Jika Tak Kerja Sama Soal Penyelidikan Asal-usul Corona
Diketahui, Qodari menuturkan usulan ini untuk menghindari adanya perpecahan bangsa yang muncul akibat polarisasi yang saat ini masih ada di tengah masyarakat.
Guntur menyebutkan ada tiga kesalahan fatal bagi tokoh yang mengusulkan Jokowi untuk maju tiga periode.
"3 kesalahan fatal yg dorong2 Jokowi 3 periode: 1. Langgar Konstitusi 2. Jokowi sendiri sudah menolak & marah2 atas usulan itu 3. Pengkhianat Demokrasi & Reformasi," tandasnya. (Penulis: Annisa Nur Fadillah)***
