Intelektual Qodari Dinilai Sudah Hilang, Pegiat Medsos: Dari Pengamat Politik Sekarang Sudah Seperti Buzzer

- 21 Juni 2021, 21:00 WIB
Ferry Koto
Ferry Koto //Twitter @ferrykot//

GALAJABAR - Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari saat ini sedang menjadi perbincangan para tokoh nasional.

Pasalnya Qodari tengah mewacanakan presiden tiga periode dengan gagasannya yaitu menyandingkan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.

Demi merealisasikan wacana presiden tiga periode itu, Qodari bahkan sampai membentuk relawan Jokowi-Prabowo (JokPro).

Baca Juga: Dulu Sebut Jokowi Pasti Masuk Surga, Kini Malah Ngaku Kecewa, Sikap Gubernur Kaltim Disorot Politikus PD

Namun, pembentukan relawan JokPro tersebut mendapat tentangan dari berbagai pihak, karena wacana presiden tiga periode sudah jelas melanggar konstitusi.

Akan tetapi hal yang berbeda justru diungkapkan pegiat media sosial, Ferry Koto terkait apa yang dilakukan Qodari itu.

Alih-alih ikut menentang seperti para tokoh nasional, Ferry Koto justru mengajak masyarakat untuk menikmati hal-hal seperti ini.

Baca Juga: Eko Kuntadhi Kembali Berulah, Hilmi Firdausi: Ini Orang Gak Pernah Lihat Anak-anak Ngaji ke Masjid

Ferry Koto menilai bahwa Qodari sebenarnya sudah tahu terkait jabatan presiden tiga periode itu tidak memungkinkan.

Dikatakan Ferry Koto, Qodari tahu betul jika jabatan presiden tiga periode itu melanggar konstitusi dan menurutnya publik pasti menolak gagasan tersebut.

Ia pun sampai memuji Qodari yang menurutnya bukan orang sembarangan karena basis ilmunya adalah politik dan sosial.

"M Qodari ini basis ilmunya Perilaku politik, mendalami psikologi sosial, dan Doktor Ilmu politik. Pasti bukan orang yg tidak tahu bahwa Jabatan Pres 3 periode itu tak memungkinkan karena dibatasi konstitusi dan ia tahu publik akan menolak," ungkapnya, dikutip Galajabar, Ahad 20 Juni 2021.

Baca Juga: Bikin Gaduh Negara Karena Maksa Sandingkan Jokowi-Prabowo di 2024, Qodari Inginkan Jabatan Komisaris?

Oleh karena itu, daripada marah-marah gak jelas, Ferry Koto mengajak masyarakat untuk menikmati setiap pernyataan-pernyataan dari Qodari.

"Ndak perlu kita marah2, nikmati saja," katanya.

Hal itu dilakukan Ferry Koto, dikarenakan pada akhirnya wacana soal presiden tiga periode tidak akan pernah terwujud.

Sementara itu, bertolak belakang dengan pernyataan Ferry Koto, pegiat media sosial lainnya yakni Gus Umar menanggapi Qodari dengan serius.

Baca Juga: AS: Cina Terancam Diisolasi Komunitas Internasional Jika Tak Kerja Sama Soal Penyelidikan Asal-usul Corona

Gus Umar mengaku tak mengerti dengan maksud Qodari yang terus mendorong Jokowi-Prabowo, padahal menurut undang-undang sudah melarang tiga periode.

Namun yang jelas, menurut Gus Umar intelektual Qodari sudah hilang dari yang asalnya pengamat politik sekarang sudah seperti buzzer.

"Qodari dari pengamat skrg sdh spt buzzer. Hilang intelektualnya. Entah apa maksudnya dorong Jokowi - Prabowo pdhl UU melarang 3 periode," tuturnya.

Baca Juga: Jokowi Ulang Tahun ke-60, Said Didu Beri Semangat dan Tetap Mengritik: Kurangi Beban Utang

Seperti diketahui, Qodari sempat beralasan bahwa gagasan Jokowi-Prabowo tersebut bertujuan supaya kondisi Indonesia aman dan damai.

Tetapi Gus Umar menegaskan jika alasannya supaya Indonesia damai, menurutnya semestinya sekarang sudah damai karena Prabowo menjadi menteri Jokowi.

Ia pun menyinggung kondisi bangsa yang sampai saat ini seolah tidak pernah damai, padahal menurutnya Prabowo sudah menjadi menteri Jokowi.

Baca Juga: Tokyo Revengers Episode 12: Hina Terancam, Takemichi Bertemu dengan Shuji Hanma

"Kalau alasan Indonesia damai mrk pasangan mestinya skrg damai krn Bowo sdh jadi menteri tapi kalau Bowo jadi menteri tetap saja Gak damai," pungkasnya. (Penulis: Hari Priyadi)***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x