“Kan kita ingin agar supaya ada rasionalitas di dalam membuat kebijakan,” kata Rocky.
Sementara untuk pemilihan nama, Rocky menghormati pilihan Jokowi, meski nantinya akan membingungkan.
“Nah soal pemilihan nama, ya sudah lah. Jadi nanti ada nusantara dan Nusantara sebagai ibu kota. Itu juga membingungkan. Tapi ya sudah itu pilihan beliau (Jokowi). Kita hormati aja,” ucapnya.
Baca Juga: Sukseskan Gelaran MotoGP Mandalika 2022, Kemenparekraf Gandeng Swasta Hadirkan Mobil Vaksin Keliling
Terlepas dari namanya, menurut Rocky yang akan menjadi masalah adalah proses awal dan memindahkan kebiasaan masyarakat.
“Yang akan jadi soal adalah proses awalnya tuh, dan memindahkan kebiasaan, bagaimana misalnya anggota kabinet yang punya vila di sekitar Puncak, tapi mesti berkantor di Nusantara,” paparnya.
Mantan dosen di Universitas Indonesia ini lalu memandang proyek pembangunan IKN sebagai keinginan Jokowi agar dicatat sejarah.
Baca Juga: Cegah Arteta Hengkang ke Manchester City, Arsenal Siapkan Kontrak Baru Sebelum Musim Ini Berakhir
“Kalau saya baca, Presiden Jokowi ingin dicatat sebagai orang yang membuat sejarah. Karena itu, dia ingin pindahkan ibu kota. Dan begitu ibu kota gagal pindah, orang menganggap Jokowi melengkapi kedunguannya sebagai Presiden yang tidak paham tentang public policy (kebijakan publik) dan aturan-aturan lingkungan hidup,” tandasnya. ***