Oleh karena itu, publik bertanya-tanya mau ke mana arah kepemimpinan Dudung.
“Jadi akhirnya orang lihat algoritma nya tuh, ini mau ke mana sih arah kepemimpinan Jenderal atau KSAD (Dudung),” kata Rocky.
“Dan itu memecah sebetulnya konsentrasi bangsa ini untuk menghadapi keadaan yang bergejolak,” sambungnya.
Lebih lanjut, pendiri Setara Insitute ini menilai bahwa Andika telah bekerja secara profesional.
“Jadi sekali lagi, Pak Andika itu betul-betul profesional, dia menganggap kalau ada sinyal bahwa itu, bukan sekedar mengacaukan, melemahkan kondisi Angkatan Darat, itu harus dibuka, apa sebetulnya masalahnya itu,” tuturnya.
“Kenapa Pak Dudung terlalu banyak memakai istilah-istilah yang secara insinuatif itu orang bisa tafsirkan melecehkan,” tambahnya.
Menurut Rocky, penafsiran tersebut yang membuat Dudung dilaporkan oleh sejumlah pihak.
Baca Juga: Ini Makna Asmaul Husna: Al Aziz, Al Jabbar, Al Mutakabbir, Hanya Kepada-Mu Kami Meminta Pertolongan
“Nah, penafsiran itu yang membawa sebagian melaporkan Pak Dudung dan Jenderal Andika sebagai Panglima (TNI) tentu mesti membaca keadaan masyarakat kan,” tandasnya. ***