Network
GALAJABAR - Suara speaker atau pengeras suara yang datang dari masjid, mushola dan surau pada saat bulan puasa Ramadhan akan semakin nyaring dan intensitasnya semakin tinggi.
Di bulan Ramadhan biasanya siang malam akan terdengar suara yang keluar dari pengeras suara tanpa batas waktu, hampir tiap waktu sholat keluar suara adzan belum lagi pada malam hari saat sholat tarawih dan juga pada dinihari pada saat sahur.
Semakin seringnya intensitas pengeras suara keluar dari masjid mendapat tanggapan dari ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) HM Jusuf Kalla (JK).
Baca Juga: Mudik Lebaran 2023, KNKT Turun Langsung Cek Kesiapan Infrastruktur dan Transportas untuk Arus Mudik
Speaker Luar di Masjid untuk Adzhan dan Iqomah Saja
JK meminta kepada takmir masjid agar mengatur penggunaan pengeras suara sesuai peruntukannya pada bulan suci Ramadhan 2023.
Dalam keterangan persnya kepada awak media, JK meminta kepada seluruh pengurus Masjid agar menggunakan pengeras suara sesuai kebutuhannya.
Dia pun membatasi untuk pengeras suara luar hanya diperuntukan untuk adzan dan iqomah yang volume suaranya terukur tidak melampaui antar masjid dengan masjid lainnya.
Lalu JK pun menyebutkan lebih lanjut agar tartil Quran tidak dalam jangka waktu lama tapi penggunan pengeras suaranya diatur durasinya hanya 5 sampai 10 menit sebleum adzan.
Hal yang sama juga pada saat pengajian, cukup 5 sampai 10 menit sebelum adzan, sementara dizkir doa para imam sholat, tahlil puji pujian barzanji, nasib, lalu lagu religi dan sejenisnya tidak menggunakan pengeras suara luar.
Baca Juga: Tanpa Pengisi Acara, Car Free Day Sudirman-Thamrin Tetap Diadakan di Bulan Ramadhan 2023
Hal ini berlaku juga untuk kultum atau kuliah 7 menit, tapi bila menghendaki pengeras suara maka dilakukan untuk pengeras suara dalam saja.
Alasan JK Soal Pengeras Suara
Aturan tersebut menurut JK dimaksudkan agar tetap menjaga ketertiban baik antar masjid dari sisi pengeras suara maupun untuk menjaga bagian dari toleransi beragama, karena bisa saja disekitar masjid ada umat dari agama lain.
Menurut JK kondisi tersebut mengingat bulan Ramadhan selalu diwarnai dengan bergairah umat Islam melaksanakan ibadah amaliah Ramadhan, sehingga suasana masjid lebih ramai dibanidngka bulan sebelumnya.***
