Inilah Manfaat dan Efek Samping Penggunaan Amphetamin

7 Februari 2021, 22:31 WIB
Ilustrasi obat-obatan. /Pixabay/Steve Buissinne

GALAJABAR – Putra dari raja dangdut Rhoma Irama kembali ditangkap pihak kelpolisian terkait penyalahgunaan barang haram, narkoba.

Penangkapan dilakukan setelah polisi berhasil menyita amfetamin di dalam mobil Ridho.

Hasil tes urine Ridho pun menunjukan bahwa dirinya terdeteksi positif mengandung senyawa tersebut.

Amphetamin sendiri merupakan obat antidepresan yang dulunya benar-benar merupakan buatan luar negeri.

Baca Juga: Jadi Host TikTok Awards 2020, Nia Ramadhani Bersyukur Dapat Menyelesaikan Acara Sampai Tuntas

Namun, setelah melalui berbagai riset dan mendapatkan izin dari lembaga-lembaga terkait, kini amphetamin pun diproduksi di Indonesia dengan penggunaan di bawah pengawasan dokter.

Dihimpun galajabar dari berbagai sumber, adapun kegunaan amphetamin adalah sebagi berikut:

1. Obat Gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Amfetamin merupakan stimulan sistem saraf pusat yang sering digunakan untuk mengobati penderita ADHD pada anak-anak, yang umumnya memiliki gejala seperti hiperaktif, mudah marah, ketidakstabilan mood, kesulitan perhatian, dan perilaku impulsif.

Dalam tubuh penderita ADHD, amfetamin bekerja mengaktifkan reseptor pada otak dan meningkatkan produksi senyawa dopamin yang bertanggung jawab menciptakan perasaan bahagia, meningkatkan konsentrasi, serta memberikan energi.

Baca Juga: Ini Dia 5 Aplikasi Desain Grafis Online Gratis Terbaik 2021

2. Mengobati Narkolepsi
Amfetamin beserta obat yang menjadi turunannnya telah banyak digunakan sebelumnya narkolepsi, yaitu rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan kadang disertai serangan tidur yang mendadak.

Narkolepsi umumnya ditandai dengan gejala seperti rasa kantuk berlebih di siang hari (excessive daytime sleepiness/EDS) serta katapleks (melemahnya otot secara mendadak), yang menyebabkan pingsan dan kemungkinan jatuh.

3. Obesitas
Amfetamin sempat digunakan untuk mengobati kelebihan berat badan atau obesitas pada taun 1930-an dengan nama dagang Benzedrine.

Kala itu, amfetamin dianggap mampu mengurangi nafsu makan. Namun, karena efek samping obat, potensinya membuat kecanduan, serta banyaknya penyalahgunaan menyebabkan obat ini tidak disukai.

Baca Juga: Polisi Garut Tangkap Tersangka Pembunuh Wanita Muda

Seperti obat-obatan lainnya, penggunaan amfetamin tentu dapat menimbulkan efek samping bagi tubuh. Efek samping yang dialami seseorang bisa merupakan efek samping yang terbilang umum atau lebih ringan dan ada pula efek samping yang lebih serius.

Efek samping umum yang dialami akibat penggunaan ekstasi antara lain adalah sakit kepala, sakit perut, susah tidur, nafsu makan menurun, pusing, disfungsi seksual, muntah, diare atau sembelit, serta perubahan suasana hati.

Sementara itu, efek samping lebih serius yang dialami akibat penggunaan ekstasi adalah mengakibatkan kematian mendadak, termasuk stroke, serangan jantung, dan peningkatan tekanan darah dengan gejala seperti melemahnya satu bagian atau sisi tubuh, bicara cadel, serta nyeri di dada, lengan kiri, rahang, atau di antara bahu.

Efek serius ekstaksi juga bisa memengaruhi mental dan kejiwaan seperti dapat membuat perilaku seseorang menjadi agresif, mengalami bipoler disorder, mudah curiga, serta banyak berhalusinasi.***

Editor: Digdo Moedji

Tags

Terkini

Terpopuler