GALAJABAR - Dituduh atas kejahatan perang yang dilakukannya, mantan Presiden Serbia dan Yugoslavia, Slobodan Milosevic menjalani sidang pertama di Den Haag, Belanda pada 12 Februari 2002.
Selain kejahatan perang di Kosovo dan Kroasia, dalam persidangan tersebut dakwaan yang diterima Milosevic juga atas kejahatan terhadap kemanusiaan atau genosida di Bosnia.
Baca Juga: Makar Kaum Kafir dan Munafik Pasti Gagal, Allah Maha Pembuat Rencana Terbaik
Milosevic menjabat Presiden Serbia pada 1989-1997 dan kemudian menjabat Presiden Republik Federal Yugoslavia pada 1997-2000. Ia juga memimpin Partai Sosialis sejak didirikannya pada 1990.
Pada 30 Januari 2002, Milošević menuduh bahwa pengadilan penjahat perang itu melakukan "serangan jahat dan penuh permusuhan" terhadap dirinya. Milosevic membela dirinya sendiri dengan menolak untuk mengakui keabsahan yurisdiksi pengadilan itu.
Baca Juga: Piala FA; City Bertemu Everton, MU Hadapi Leicester
Pria yang lahir di Pozarevac, Yugoslavia ini ditemukan meninggal dunia pada 11 Maret 2006 di sel pusat tahanan pengadilan penjahat perang PBB di Den Haag. Seorang pejabat di kantor jaksa penuntut utama mengatakan bahwa Milosevic ditemukan tewas hari Sabtu sekitar pukul 10 pagi hari. Diperkirakan telah meninggal selama beberapa jam.
International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia (ICTY) mengatakan, bahwa Milosevic telah lama menderita masalah dengan jantungnya dan tekanan darah tinggi. Sementara Partai Sosialis Serbia mengumumkan kematian Milosevic disebabkan hal yang wajar.
Baca Juga: Bayern Kampiun Piala Dunia Antarklub, Eropa Masih Dominan