Penelitian Terbaru, Sperma Ternyata Berenang Secara berguling Bukan Mengibaskan Ekornya

- 16 Desember 2020, 17:49 WIB
ILUSTRASI wujud sperma pria
ILUSTRASI wujud sperma pria /(pixabay)

GALAMEDIA - Saat proses pembuahan pada hewan dan Manusia, sperma mempunyai peranan yang sangat penting.

Agar proses pembuahan berhasil, sperma harus mendekati sel induk.

Sperma melakukan perjalanan epik menuju sel telur hanya dengan menggoyangkan ekor mereka dan menggunakan cairan untuk berenang ke depan.

Baca Juga: Hit di Tahun 90-an, Ini Lagu-lagu Sheila On 7 yang Masih Enak Didengar hingga Sekarang

Bukan hanya satu dua, lebih dari 50 juta sperma akan gagal mencapai sel telur dan hanya satu sperma yang dibutuhkan untuk membuahi sel telur yang pada akhirnya akan menjadi manusia.

Sperma pertama kali ditemukan pada 1677, namun butuh waktu sekitar 200 tahun sebelum pada akhirnya para ilmuwan sepakat tentang bagaimana proses pembentukan manusia.

Para “preformationist” percaya bahwa setiap spermatozoa berisi manusia mini yang mungil dan mereka percaya bahwa sel telur hanya menyediakan tempat bagi sperma untuk tumbuh.

Baca Juga: Petahana Berjaya di Pilkada Kabupaten Tasikmalaya

Di sisi lain, para “epigenesis” berpendapat, laki-laki dan perempuan berkontribusi untuk membentuk suatu makhluk baru, dan sebuah penemuan pada 1700-an menunjukkan bahwa teori ini memiliki bukti yang lebih banyak.

Meski para ilmuwan saat ini telah memahami peran sperma dalam reproduksi, seperti dilansirkan theconversation.com, penelitian terbaru menemukan bahwa selama ini sperma sebenarnya tidak seperti apa yang para ilmuwan pikirkan.

Mikroskop pertama dikembangkan pada abad ke-17 oleh Antonie van Leeuwenhoek. Dia menggunakan segumpal kaca cair yang dia letakkan dan poles secara hati-hati agar dapat menciptakan sebuah lensa yang kuat.

Baca Juga: Suami-Istri Bersaing di Pilkades Serentak di Sumedang, Siapa Pemenangnya?

Beberapa kaca dapat memperbesar objek 270 kali. Hebatnya, penemuan lensa yang lebih berkualitas tidak memakan waktu lebih dari 200 tahun.

Lensa Leeuwenhoek menjadikannya penjelajah pertama di dunia mikroskopis, mampu melihat objek termasuk bakteri, bagian dalam sel kita - dan sperma.

Ketika Leeuwenhoek pertama kali menemukan sperma, dia mendeskripsikannya sebagai “hewan hidup” dengan “ekor yang saat berenang, gerakan/kibasannya seperti ular, seperti belut di air ”.

Baca Juga: Demi Cinta, Pria Skotlandia Ini Seberangi Laut Irlandia Hanya dengan Jet Ski di Tengah Cuaca Buruk

Menariknya, persepsi tentang bagaimana sperma berenang belum pernah berubah. Siapa pun yang telah menggunakan mikroskop modern saat ini masih melakukan pengamatan yang sama dimana sperma berenang maju dengan menggoyangkan ekornya dari sisi ke sisi.

Tapi, menurut penelitian terbaru, sebenarnya perspesi tentang bagaimana sperma berenang selama 350 tahun terakhir merupakan klaim yang keliru.

Dengan menggunakan teknologi mikroskop 3D yang mutakhir, tim peneliti yang berasal dari Inggris dan Meksiko, dapat merekonstruksi gerakan cepat dari ekor sperma dalam 3D secara matematis.

Baca Juga: Arsenal vs Southampton, Arteta Sadar Berada di Bawah Tekanan

Selain ukurannya yang sangat kecil, bahkan ekornya hanya berukuran setengah dari lebar rambut, kecepatan dari sperma membuat cukup mereka sulit untuk diteliti.

Ujung ekor sperma yang memiliki gerakan melambai mampu mengalahkan lebih dari 20 kepakan tangan kita saat sedang berenang dalam waktu kurang dari satu detik.

Dengan menggunakan kamera super cepat yang mampu merekam lebih dari 55.000 gambar dalam satu detik yang dipasang dalam tahap berosilasi cepat untuk memindahkan sampel ke atas dan ke bawah dengan kecepatan yang sangat tinggi - yang dapat secara efektif memindai ekor sperma saat berenang bebas dalam format 3D.

Baca Juga: Presiden Pastikan Akan jadi Penerima Pertama Vaksinasi Covid-19

Penemuan cukup mengejutkan dimana sebenarnya ekor sperma bentuknya miring dan hanya bergoyang di satu sisi. Meskipun ini berarti gerakan satu sisi sperma membuatnya berenang secara berputar-putar, sperma telah menemukan cara cerdas agar dapat beradaptasi dan bisa berenang ke arah depan.

Mereka berguling saat berenang, seperti cara berang-berang (mamalia laut) berputar di air. Dengan cara ini, gerakan dari salah satu sisi sperma yang miring akan menyeimbangkan sisi lainnya yang tidak bergerak, membuat sperma dapat berputar sehingga memungkinkannya untuk bergerak maju.

Gerakan berputar sperma yang cepat dan sangat tersinkronisasi dapat menghasilkan sebuah ilusi jika dilihat dari atas menggunakan mikroskop 2D, sehingga tampak bahwa ekor sperma bergerak dari sisi ke sisi.

Baca Juga: Alhamdulillah, Jokowi Pastikan Vaksin Covid-19 Gratis

Namun, penemuan ini menunjukkan bahwa sperma telah mengembangkan sebuah teknik berenang untuk mengatasi ketidakseimbangan mereka. Sperma juga telah memecahkan teka-teki matematika dengan menciptakan simetri dari asimetri.

Tubuh dan ekor sperma berputar pada saat yang bersamaan dan berputar mengelilingi arah ke mana mereka harus berenang. Sperma menembus ke dalam cairan layaknya gasing, mereka memutar mengelilingi tubuh mereka sendiri dengan sumbu miringnya yang berputar di sekitar pusat sperma.

Dalam ilmu fisika, ini dikenal sebagai presesi, seperti halnya presesi ekuinoks di bumi ini.

Baca Juga: Ingin Mencari Tempat Nongkrong Asyik di Kota Bandung? Mungkin Ini Dia Tempatnya

Computer-Assisted Semen Analysis (CASA), yang digunakan saat ini, baik di klinik maupun untuk penelitian, masih menggunakan tampilan 2D dari pergerakan sperma.

Seperti mikroskop pertama Leeuwenhoek, mereka masih rentan terhadap ilusi simetri saat menilai kualitas sperma. Simetri (atau ketiadaan simetri) adalah salah satu ciri yang dapat mempengaruhi kesuburan.

Kisah ilmiah tentang ekor sperma tentunya akan tetap mengikuti perkembangan dari berbagai bidang penelitian lainnya.

Baca Juga: Mercedes Artis Salshabila Adriani Tabrak Dua Kendaraan, Begini Hasil Tes Urinenya

Kemajuan dalam memahami pergerakan sperma sangat bergantung pada perkembangan teknologi di bidang mikroskop, kemampuan merekam, dan saat ini, ditambah dengan pemodelan matematika dan analisis data.

Teknologi mikroskop 3D yang dikembangkan saat ini mungkin saja dapat mengubah cara kami menganalisis cairan sperma pada masa depan.

Penemuan terbaru sejak digunakannya teknologi mikroskop 3D yang dikombinasikan dengan matematika, dapat memberikan harapan baru untuk membuka rahasia lainnya dari reproduksi manusia.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Rabu 16 Desember 2020, 1 Gram Dibanderol di Bawah Rp1Juta

Dengan lebih dari separuh dari kasus ketidaksuburan disebabkan oleh faktor laki-laki, maka dari itu, memahami ekor sperma manusia sangat penting sebagai alat diagnostik pada masa mendatang untuk mengidentifikasi sperma yang tidak sehat, dan meningkatkan kesuburan.***

 

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah