GALAJABAR - Bagi penyayang binatang terutama kucing diimbau untuk berhati-hati dan waspada, pasalnya di musim hujan seperti saat ini penyakit panleukopenia sedang mengintai. Penyakit akibat virus tersebut bahkan bisa mengancam nyawa kucing.
Kepala Seksi (Kasi) Peternakan pada Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi, Retno Wulan mengimbau untuk berhati-hati bagi penyayang binatang terutama kucing, dikarenakan perubahan musim, di mana virus dan bakteri berkembang cukup cepat. Sebagai pecinta kucing kewaspadaan harus ditingkatkan karena ada satu virus mematikan yang bisa membunuh kucing dalam hitungan hari, yakni panleukopenia.
"Panleukopenia adalah infeksi virus yang menyerang kucing, baik kucing liar maupun peliharaan. Gejala panleukopenia diantaranya muntah, diare berdarah, dan nafsu makannya turun. Panleukopenia ini cukup mematikan dallam beberapa hari saja, proses suka cepet. Karena di musim seperti ini imunnya suka turun, kaya kita lah imunnya lagi turun. Desember 2020 lagi banyak (kasusnya)," ungkap Retno, Minggu 3 Januari 2021.
Baca Juga: Puting Beliung Terjang Cirebon, Dinsos Dirikan Dapur Umum
Sebagian besar kucing yang terinfeksi mati, karena dehidrasi yang disebabkan oleh diare atau infeksi sekunder yang dipicu oleh kelemahan sistem kekebalan tubuh.
"Jika sudah melihat beberapa tanda tersebut bisa dilakukan penanganan dengan membawa hewan peliharaan kita ke klink dan dokter hewan terdekat atau bisa juga dibawa ke puskeswan untuk mendapat penanganan," tutur Retno.
Untuk mencegah agar kucing tidak terkena panleukopenia, kata Retno, kucing tersebut harus mendapat vaksin lengkap. Serta selalu menjaga kesehatan dari pakan, lingkungan yang bersih, dan pemberian cukup vitamin. Namun sayangnya vaksin tersebut tidak disubsidi pemerintah, karena penyakitnya tidak menular ke manusia.
Sebagian besar kucing yang terinfeksi mati, karena dehidrasi yang disebabkan oleh diare atau infeksi sekunder yang dipicu oleh kelemahan sistem kekebalan tubuh.
"Jika sudah melihat beberapa tanda tersebut bisa dilakukan penanganan dengan membawa hewan peliharaan kita ke klink dan dokter hewan terdekat atau bisa juga dibawa ke puskeswan untuk mendapat penanganan," tutur Retno.
Untuk mencegah agar kucing tidak terkena panleukopenia, kata Retno, kucing tersebut harus mendapat vaksin lengkap. Serta selalu menjaga kesehatan dari pakan, lingkungan yang bersih, dan pemberian cukup vitamin. Namun sayangnya vaksin tersebut tidak disubsidi pemerintah, karena penyakitnya tidak menular ke manusia.
Baca Juga: Tahun 2020 : Kota Cimahi Mengalami 78 Kejadian Kebakaran dengan Total Kerugian Rp 4,5 Miliar
"Vaksin lengkapnya tidak disubsidi pemerintah, karena kan tidak menular ke manusia. Jika ingin vaksin lengkap bisa diperoleh di puskeswan atau di dokter-dokter praktek swasta," kata Retno.
Menurut Retno, vaksin lengkap ini merupakan vaksin yang didatangkan dari luar negeri atau import. Sayangnya dalam beberapa bulan terakhir ini vaksinnya sedang langka sebagai dampak mewabahnya virus corona atau Covid-19.
"Jadi makin banyaklah kasusnya. Harusnya bisa dicegah dengan vaksinasi, tapi vaksinnya lagi langka jadi kasusnya banyak di desember kemarin," ucapnya.
"Vaksin lengkapnya tidak disubsidi pemerintah, karena kan tidak menular ke manusia. Jika ingin vaksin lengkap bisa diperoleh di puskeswan atau di dokter-dokter praktek swasta," kata Retno.
Menurut Retno, vaksin lengkap ini merupakan vaksin yang didatangkan dari luar negeri atau import. Sayangnya dalam beberapa bulan terakhir ini vaksinnya sedang langka sebagai dampak mewabahnya virus corona atau Covid-19.
"Jadi makin banyaklah kasusnya. Harusnya bisa dicegah dengan vaksinasi, tapi vaksinnya lagi langka jadi kasusnya banyak di desember kemarin," ucapnya.
Baca Juga: Pemillik Warung Nasi di Cimahi Kelimpungan, Tahu dan Tempe Menghilang Dipasaran
Diakui Retno jiia pihaknya kerap melakukan sosialisasi tentang pentingnya hewan peliharaan di vaksin lengkap, untuk menghindari penyakit. "Kita sambil vaksin rabies dan flu burung juga sering menyampaikan pentingnta vaksin lengkap. Hanya saja untuk vaksin rabies saja tidak semua warga aware ya, apalagi vaksin lengkap ini kan tidak disubsidi, karena tidak menular ke manusia," ujarnya.
Disebutkan Retno, vaksin lengkap ini memang harganya lumayan mahal yakni Rp 250 ribu lebih. "Karena harganya merasa kemahalan, jadi kadang-kadang yang merasa tidak perlu suka tidak melaksanakannya, karena harga vaksinnya itu diharga Rp 250 ribu ke atas. Kadang mereka tahu pentingnya vaksin lengkap ini, namun karena konsidi seperti ini (pandemi Covid-19), jadi mengurungkan niatnya," tukasnya.***
Diakui Retno jiia pihaknya kerap melakukan sosialisasi tentang pentingnya hewan peliharaan di vaksin lengkap, untuk menghindari penyakit. "Kita sambil vaksin rabies dan flu burung juga sering menyampaikan pentingnta vaksin lengkap. Hanya saja untuk vaksin rabies saja tidak semua warga aware ya, apalagi vaksin lengkap ini kan tidak disubsidi, karena tidak menular ke manusia," ujarnya.
Disebutkan Retno, vaksin lengkap ini memang harganya lumayan mahal yakni Rp 250 ribu lebih. "Karena harganya merasa kemahalan, jadi kadang-kadang yang merasa tidak perlu suka tidak melaksanakannya, karena harga vaksinnya itu diharga Rp 250 ribu ke atas. Kadang mereka tahu pentingnya vaksin lengkap ini, namun karena konsidi seperti ini (pandemi Covid-19), jadi mengurungkan niatnya," tukasnya.***