GALAJABAR - Beredar di media sosial potongan surat kabar yang memuat informasi bahwa Vaksin Sinovac memberi efek samping pembesaran alat kelamin
Tentunya hal itu menimbulkan tanda tanya besar, Benarkah ?
Namun faktanya Informasi tersebut adalah palsu
Dilansir dari laman Covid19.go.id, Jubir vaksinasi COVID-19 dari BPOM, Lucia Rizka Andalusia, menegaskan informasi tersebut hoaks. Jurnal yang disebutkan di klaim adalah studi yang telah diedit judulnya.
Baca Juga: BPPT Kembangkan Aplikasi Pelacak Orang yang Kontak Erat dengan Positif Covid-19
Studi asli yang diterbitkan pada ‘The New England Journal of Medicine berjudul ‘Phase 1-2 Trial of a SARS-CoV-2 Recombinant Spike Protein Nanoparticle Vaccine’ telah diedit menjadi ‘SARS-CoV-2 Recombinant COVID-19 Vaccine has shown to increase penis lenght by 3 inches in some individuals’.
Informasi menyesatkan lainnya, terdapat pada akun Instagram yang membagikan informasi bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan vaksin Sinovac adalah vaksin yang paling lemah.
Faktanya: Informasi tersebut tidak benar.
Baca Juga: Terungkap! Mahfud MD Sodorkan Lima Nama Calon Kapolri kepada Presiden Jokowi
Lucia membantah bahwa vaksin Sinovac memiliki kualitas paling lemah di antara kandidat vaksin lainnya.