Alice dan Dua Pasukan Negeri Ajaib (Chapter 7)

- 31 Maret 2021, 09:05 WIB
tower bridge london
tower bridge london /pixabay/


GALAJABAR - Pada chapter sebelumnya dikisahkan, hari upacara penanda tanganan perjanjian damai pun datang. Sebelum perjalanan, Lancelot mengingatkan Alice untuk tidak melakukan hal yang membahayakan.

Ikuti cerita bersambung karya Sadrina Suhendra selanjutnya.

Hampir setengah perjalanan lancar tanpa ada halangan. Di bawah pimpinannya, Lancelot membagi regu yang sudah Jonah tentukan sesaat setelah mereka mendekati titik pembakaran sihir yang diduga menjadi bekas Amon Jabberwock dan bawahannya.
Tanpa sepengetahuan yang lain, Alice setidaknya menyembunyikan satu belati perak yang ia pinjam dari Edgar di balik gaunnya. Hal ini ia lakukan sekadar untuk berjaga-jaga apabila ada sesuatu yang tidak diinginkan dan Alice harus melindungi dirinya sendiri.
“Yang Mulia, ada bekas ledakan baru di dekat titik yang sudah kita bahas. Kemungkinan, ledakan ini baru terjadi sekitar tiga puluh menit yang lalu. Untungnya, tidak ada korban yang jatuh.” lapor Jonah sesaat setelah bawahannya melapor padanya.

Baca Juga: Memes Prameswari Punya Mantan Bule, Billy Syahputra: Aku Sama Bule Beda Jauhlah


“Sudah ‘ku duga. Mereka mengincar keberangkatan kita,” geram Lencelot. Setelah ia berpikir, Lancelot mengangguk.
Tanpa perlu diberi tahu, Jonah mengerti apa yang Lancelot perintahkan. “Zero!” dalam panggilan itu, berisi perintah yang cukup jelas untuk si Prajurit As Hati Merah. Zero menerima perintah itu dan berpisah dari pasukan bersama dua prajurit unitnya untuk menyelidiki sekitar.
“Suruh Kyle dan Edgar memperketat penjagaan mereka!” perintah Lancelot.
“Yang Mulia, menurutmu, apa yang mereka rencanakan?” tanya Jonah.
“Mereka berniat memperlambat kita dan menyerang di wilayah paling rentan kekacauan.”
“Jembatan perbatasan utara Wilayah Hitam dan Wilayah Merah?!” tebak Jonah.
“Benar, mereka berniat untuk membuat kita seakan tidak bersedia menerima perjanjian damai ini dan memecahkan kembali perang.”
Tidak lama, tidak hanya Lancelot dan Jonah, tapi seluruh prajurit merasakan ada sesuatu yang berlari bersama mereka dari balik pepohonan di dua arah sekaligus. Mereka setengah terkepung. Lancelot mengangkat tangannya untuk mempercepat langkah pasukan dan memperketat penjagaan Alice.
“Alice,” panggil Edgar.

Baca Juga: Buku Harian Seorang Istri 31 Maret 2021: Nana Memiliki Hubungan dengan Kevin, Bu Farah Marah Besar


Tanpa perlu diberi tahu, Alice mengerti. Ia segera menutup tirai pada jendela keretanya dan menyembunyikan wajahnya dengan kain cadar berwarna merah. Pasukan menggiring tiga kereta yang berbeda. Satu untuk membawa barang-barang, satu kereta kosong untuk umpan, dan satu kereta yang membawa Alice.
“Serangan!” lapor Edgar. “Perketat penjagaan Alice!”
Alice sedikit menutup matanya saat kereta yang ditumpanginya berguncang. Ia membuka matanya saat ia mendengar seseorang menepuk jendela keretanya. Perlahan, ia membuka tirai, memastikan bahwa yang mengetuk tadi masihlah prajurit Pasukan Merah.
“Oh, Kyle,” lirih Alice saat menyadari kalau itu hanya Kyle. Kyle yang awalnya tersenyum memberi isyarat pada Alice untuk membuka pintu keretanya.
Benar, Alice menggunakan kereta dengan dua pintu di sudut kanan dan kiri. Hal ini sengaja dilakukan agar saat keadaan genting, Alice bisa langsung kabur.
Alice membuka pintu tersebut perlahan. Ia memperbaiki kain cadarnya yang tertiup angin akibat kencangnya kereta tersebut. “Pegang tanganku, Alice!” pinta Kyle dari atas kudanya. Bohong rasanya jika Alice tidak takut melompat dari kereta yang sedang berjalan untuk naik ke atas kuda putih Kyle. Namun, ia segera menumpas rasa takutnya itu.

Baca Juga: SKB 4 Menteri: Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Dimulai Juli 2021, Simak Syaratnya


“Kyle, jangan lepaskan aku,” pinta Alice.
“Aku tidak akan melepaskanmu. Bisa gawat kalau kau terluka. Lancelot akan memecatku,” canda Kyle di tengah situasi genting seperti itu. “Nah, melompatlah!”
“Kyaaa!!!” teriak Alice.
“Yap, dapat!” ucap Kyle. Sekarang Alice sudah menunggangi kuda yang sama dengan Kyle. “Sudah aku bilang, aku tidak akan melepasmu,” tutur Kyle. Ia berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri.
“Jonah!” titah Lancelot.
Yang diperintah langsung mengalihkan haluan kudanya dan bergabung dengan Kyle yang membawa Alice ke tempat yang lebih aman. Edgar pun ikut maju ke barisan terdepan bersama Lancelot.
“Cih, sial! Mereka mengetahui rencana kita!” gerutu Lancelot saat ia menyadari ada beberapa komplotan musuh yang mengikuti Jonah dan regunya.
“Ada beberapa musuh yang mengikuti kita. Aku bisa mendengarnya,” lapor Kyle saat Jonah sudah bergabung dengannya.
“Jonah, pastikan Alice tidak melakukan hal yang tidak wajar!” perkataan Lancelot kemarin malam membuat Jonah sedikit khawatir. Ia menatap Alice yang sedang menunggangi kuda dengan Kyle. Dari sorot mata Alice, ia tahu bahwa Alice sedang mengkhawatirkan sesuatu. Apalagi, liontin kaca yang Alice dapatkan dari Ratu Putih masih memancarkan cahaya kegelapan.
Alice terdiam sejenak. Namun, “izinkan aku ikut bertempur!”***

Editor: Digdo Moedji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah