Lebaran Segera Tiba, Berikut 9 Amalan Sunnah di Hari Raya, Salah Satunya Memakai Pakaian Baru Lho!

- 24 April 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi baju baru.
Ilustrasi baju baru. /FREEPIK/@freepik
 
GALAJABAR - Hari Raya Idulfitri identik dengan memakai baju lebaran.
 
Tahukah kamu bahwa memakai baju yang bagus atau baru merupakan salah satu amalan sunnah dari sembilan amalan sunnah lainnya saat merayakan Lebaran?
 
Lantas, apa saja 9 amalan sunnah di Hari Raya Idulfitri yang bisa dilakukan umat Islam? Dilansir Galajabar dari berbagai sumber berikut 9 amalan sunnah di hari Lebaran:
 
1. Menghidupkan Malam ld dengan Ibadah
 
Umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan malam hari raya dengan salat, membaca shalawat, membaca Al-Qur'an, membaca kitab, dan bentuk ibadah lainnya termasuk Takbiran.
 
 
Anjuran ini berdasarkan hadits Nabi:
 
من أحيا ليلتي العيد لم يمث قلبه يوم تموث القلوب
 
"Barangsiapa menghidupi dua malam hari raya, maka hatinya tidak mati di hari matinya beberapa hati". (HR al-Daruquthni).
 
2. Memperbanyak Bacaan Takbir
 
Salah satu kesunnahan yang identik dengan Idulfitri adalah kumandang takbirnya. Anjuran memperbanyak takbir ini berdasarkan firman Allah:
 
ولتكملوا العدة ولتكبروا الله
 
"Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah". (QS Al-Baqarahs 185).
 
 
Dua jenis takbir Idulfitri.
 
Pertama, muqayyad (dibatasi), yaitu takbir yang dilakukan setelah salat, baik fardhu atau sunnah.
 
Kedua, mursal (dibebaskan), yaitu takbir yang tidak terbatas setelah salat, bisa dilakukan di setiap kondisi dan kapan saja.
 
Salah satu contoh bacaan takbir yang utama adalah:
 
الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله الله أكبر الله أكبر ولله الحمد الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا لا إله إلا الله ولا العبد إلا إياه مخلصين له الين ولو كرة الكافرون لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وهزم الأحزاب وحده لا إله إلا الله والله أكبر
 
 
3. Mandi Sunnah
 
Sunnah selanjutnya yang patut dilaksanakan di hari raya Idulfitri adalah mandi sunnah.
 
Mandi ini disunnahkan bagi siapa pun, laki-laki, perempuan bahkan wanita yang tengah haid atau nifas melakukan mandi Idulfitri.
 
Kesunnahan ini juga berlaku bagi yang tidak menghadiri salat Idulfitri, seperti orang sakit.
 
Waktu mandi ini dimulai sejak tengah malam Idulfitri sampai tenggelamnya matahari di keesokan harinya.
 
 
Dan lebih utama dilakukan, setelah terbit fajar Adapun niat mandinya adalah:
 
نویت غسال عيد الفطر سنة الله تعالى
 
"Aku niat mandi Idulfitri, sunnah karena Allah Ta'ala".
 
4. Berhias
 
Idulfitri adalah waktunya berhias dan berpenampilan sebaik mungkin untuk menampakan kebahagiaan di hari yang penuh keberkahan.
 
Berhias bisa dilakukan dengan membersihkan badan, memotong kuku, memakai wewangian terbaik dan pakaian terbaik.
 
 
Lebih utama memakai pakaian putih, kecuali bila selain putih ada yang lebih bagus, maka lebih utama mengenakan pakaian yang paling bagus, semisal baju baru.
 
Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa ternyata tradisi membeli baju baru saat Lebaran cukup mempunyai dasar yang kuat dalam teks agama, dalam rangka menyebarkan syiar kebahagiaan di Hari Raya Idulfitri.
 
Kesunnahan berhias ini berlaku bagi siapa pun, meski bagi orang yang tidak turut hadir di pelaksanaan salat Idulfitri.
 
Khusus bagi perempuan, anjuran berhias tetap harus memperhatikan batas-batas syariat, seperti tidak membuka aurat, tidak mempertontonkan penampilan yang memikat laki-laki lain yang bukan mahramnya dan lain sebagainya.
 
 
5. Makan Sebelum Berangkat Salat ld
 
Berbeda dengan salat Iduladha yang disunnahkan makan setelahnya, sebelum berangkat salat Idulfitri, disunnahkan makan terlebih dahulu. Hal tersebut karena mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.
 
Dan lebih utama yang dimakan adalah kurma dalam hitungan ganjil, bisa satu butir, tiga butir, dan seterusnya.
 
Meninggalkan anjuran makan ini hukumnya makruh sebagaimana dikutip al-Imam al-Nawawi dari kitab al-Umm.
 
 
6. Berjalan Kaki Menuju Tempat Salat
 
Kesunnahan lainnya yaitu berjalan kaki menuju tempat salat ld. Hal ini berdasarkan ucapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra:
 
من الشئة أن يخرج إلى العيد ماشيا
 
"Termasuk sunnah Nabi adalah keluar menuju tempat shalat ld dengan berjalan". (HR al-Tirmidzi dan beliau menyatakannya sebagai hadits Hasan).
 
Bagi yang tidak mampu berjalan kaki seperti orang tua, orang lumpuh dan lain sebagainya, maka diperbolehkan untuk menaiki kendaraan.
 
Demikian pula boleh kepulangan dari salat ld dilakukan dengan berkendara (Syekh Zakariyya al-Anshari, Asna al-Mathalib, juz 1, hal. 282).
 
 
7. Salat Idulftri
 
Shalat Idulfitri hukumnya adalah muakkadah sunnah (sunnah yang sangat dianjurkan) sebagian pendapat mengatakan Bahkan, hukumnya fardlu kifayah.
 
Salah satu dalil kesunnahannya adalah firman Allah dalam surat Al-Kautasar sebagai berikut:
 
فصل لربك وانحز
 
Maka shalatlah kepada Tuhanmu dan berkurbanlah." (QS Al-Kautsar ayat 2).
 
Dalil lainnya adalah bahwa Rasulullah SAW secara rutin melaksanakan salat Idulfitri setiap tahunnya.
 
 
Pertama kali beliau mendirikannya yaitu pada tahun kedua Hijriah, di mana pertama kali perintah kewajiban.
 
8. Pergi dan Pulang Salat ld Lewat Jalan yang Berbeda
 
Berdasarkan hadits riwayat al-Bukhari, rute perjalanan pulang dan pergi ke tempat salat ld hendaknya berbeda, dianjurkan rute keberangkatan lebih panjang daripada jalan pulang.
 
Di antara hikmahnya adalah agar memperbanyak pahala menuju tempat ibadah.
 
Anjuran ini juga berlaku perjalanan haji, membesuk orang sakit dan ibadah lainnya, sebagaimana ditegaskan al-Imam al-Nawawi dalam kitab Riyadl al-Shalihin.
 
 
9. Tahniah (Memberi Ucapan Selamat)
 
Hari raya dianjurkan untuk saling memberikan selamat atas kebahagiaan yang diraih saat hari raya.
 
Sebagaimana yang disampaikan al-Imam al-Baihaqi dalam kitab Sunannya, beliau menginventarisir beberapa hadits dan ucapan para sahabat tentang tradisi ucapan selamat di hari raya.
 
Dalil lainnya yaitu mengenai anjuran bersyukur saat mendapat nikmat atau terhindari dari mara bahaya, seperti disyariatkannya sujud syukur.
 
Demikian pula riwayat al-Bukhari dan Muslim tentang kisah taubatnya Ka'ab bin Malik setelah ia tidak ikut dari perang Tabuk, Talhah bin Ubaidillah memberinya ucapan selamat begitu mendengar pertaubatnya diterima.
 
 
Ucapan selamat itu dilakukan dihadapan Nabi dan beliau tidak mengingkarinya. Memang tidak ada aturan baku mengenai redaksi ucapan selamat Idul Fitri ini.
 
Salah satu contohnya taqabbala allâhu minnâ wa minkum”, "kullu 'amin wa antum bi khair", Selamat Hari Raya Idulfitri", minal aidin wa al-faizin", "mohon maaf lahir batin", dan lain sebagainya.
 
Pada prinsipnya, setiap kata yang ditradisikan sebagai ucapan selamat dalam momen hari raya, maka sudah bisa mendapatkan kesunnahan.
 
Syekh Ali Syibramalisi menegaskan tahniah juga bisa diwujudkan dalam bentuk saling bersalam-salaman.
 
 
Karena itu, sangat tidak tepat jika ada yang mengatakan bahwa ucapan selamat hari raya yang berkembang di Indonesia tidak memiliki dasar dan dalilnya.
 
Berkaitan tentang tahniah ini, Syekh Abdul Hamid al-Syarwani menegaskan:
 
(خاتمة) قال القمولي لم أر لأحد من
 
أضحابنا كلاما في التهنئة بالعيد والأعوام والأشهر كما يفعله الناس لكن نقل الحافظ المنذري عن الحافظ المقدسي أنه أجاب عن ذلك بأن الناس لم يزالوا مختلفين فيه والذي أراه مباخ لا شئة فيه ولا بذعة
 
"Sebuah penutup. Al-Qamuli berkata, aku tidak melihat dari para Ashab (ulama Syafi'iyah) berkomentar tentang ucapan selamat hari raya, beberapa "tahun dan bulan tertentu seperti yang dilakukan banyak orang.
 
 
Tetapi al-Hafizh al-Mundziri mengutip dari al-Hafizh al-Maqdisi bahwa beliau menjawab masalah tersebut bahwa orang-orang senantiasa berbeda pendapat di dalamnya. Pendapatku, hal tersebut hukumnya mubah, tidak sunnah, tidak bid'ah."
 
Itulah sembilan amalan sunnah di Hari Raya Idulfitri. Sebagai umat Muslim sudah selayaknya bagi kita menghidupkan kesunnahan tersebut. Wallahu A'lam bisshawab.***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x