Manis atau tidak, bulan purnama bulan Juni akan tampak lebih besar dan terang dari biasanya. Itu karena bulan purnama Juni akan menjadi yang pertama dari dua supermoon berturut-turut, atau bulan purnama yang mengorbit dalam 90% dari pendekatan terdekatnya ke Bumi – titik yang dikenal sebagai perigee dalam astronomi.
Supermoon dapat muncul lebih besar dan hingga 16% lebih terang di langit daripada rata-rata bulan purnama, menurut timeanddate.com. Supermoon berikutnya, juga disebut Buck Moon, terbit pada Rabu, 13 Juli.
Sedangkan dampak Bulan Stroberi Super menurut peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangeran, bahwa Bulan Purnama Stroberi dapat menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya.
"Pasang laut ini, disebut juga sebagai pasang purnama," kata Andi dalam keterangan resminya.
Andi menerangkan, hal ini bisa terjadi karena konfigurasi Matahari-Bumi-Bulan atau Matahari-Bulan-Bumi yang segaris dan mengakibatkan masing-masing gaya diferensial (gaya pasang surut) yang ditimbulkan oleh Bulan dan Matahari memiliki arah yang sama.
Menurut dia, arah pada gaya diferensial berjumlah sepasang, menghadap atau searah dan membelakangi atau berlawanan arah terhadap objek yang menimbulkan gaya tersebut.***