Network
GALAJABAR - Belakangan ini, suku Buton di Provinsi Sulawesi Utara, menjadi bahan perbincangan karena banyak warganya yang memiliki mata biru akibat sindrom Waardenburg. Bahkan, media massa Eropa sampai merasa perlu mengulas hal ini.
Sindrom Waardenburg merupakan mutasi genetik turun-temurun yang sangat langka. Selain membuat warna mata berbeda, sindrom ini juga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran.
Akan tetapi, hal yang berbeda terjadi pada Dzakira Azizy Naqiya, anak semata wayang dari pasangan suami istri Zulbahri dan Ermi Julita, di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Meski juga memiliki warna mata biru seperti beberapa orang dari suku Buton, namun Zizy, nama sapaannya, tidak mengidap sindrom Waardenburg.
Baca Juga: Instagram Luncurkan Fitur Shopping
Anak perempuan kelahiran 13 Maret 2013 ini dianugerahi mata biru secara genetis. Menurut dokter spesialis mata di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, dr. Nofri Suriadi, Zizy memiliki iris mata biru seperti orang Eropa yang diturunkan secara genetika dan tidak banyak terjadi di Indonesia. Iris berfungsi mengatur cahaya yang masuk dan menentukan warna mata manusia.
“Kalau lihat fotonya, ini warna irisnya yang biru, sehingga dilihat dari luar atau dari jauh, terlihat bermata biru,” ungkap Nofri.
Seperti warna rambut, kata Nofri, warna iris juga diturunkan dari orangtua kepada anak. Pada umumnya orang Indonesia memiliki rambut berwarna hitam dan iris warna cokelat tua.
Baca Juga: UFC 254: Gaethje Siap Rebut Sabuk Juara Nurmagomedov
Meski demikian, imbuhnya, sejumlah orang seperti Zizy, memiliki warna iris biru seperti yang dimiliki orang-orang dari ras Kaukasia.
Menurut Nofri, pola pewarisan iris mata ini bermacam-macam, ada yang dominan, resesif, dan lain sebagainya. Apabila pola pewarisannya dominan, maka kemungkinan besar iris anaknya juga akan berwarna biru. Namun bila resesif, mata biru tersebut bisa muncul dan bisa juga tidak pada generasi selanjutnya.
