Gawat, Hipertensi Memperparah Pasien Covid-19, Inilah Pencegahannya

- 15 Oktober 2020, 11:12 WIB
ilustrasi hipertensi: Waspada, 13 Persen Pasien Covid-19 yang Meninggal Memiliki Penyakit Hipertensi
ilustrasi hipertensi: Waspada, 13 Persen Pasien Covid-19 yang Meninggal Memiliki Penyakit Hipertensi /pixabay/mohamed Hassan

GALAJABAR - Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa 13,3 persen pasien Covid-19 dengan penyakit bawaan atau komorbid hipertensi atau tekanan darah tinggi meninggal dunia.

Dikutip galajabar dari Antara news, Kamis, 15 Oktober 2020, hipertensi menjadi faktor risiko paling tinggi menyebabkan pasien Covid-19 meninggal dunia. Setelah itu, diikuti oleh penyakit komorbid lainnya seperti diabetes, jantung koroner, dan gagal ginjal.

Data menunjukkan, dari 1.641 orang pasien Covid-19, penyakit penyerta paling banyaknya adalah hipertensi dengan jumlah mencapai 50,8 persen. 

Baca Juga: Inilah Spesifikasi Toyota Terbaru yang Akan Diluncurkan Siang Ini

Sebagian besar penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah genetik atau keturunan meski ada juga yang disebabkan faktor lain.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Tunggul D. Situmorang, orang yang menderita atau memiliki risiko mengidap hipertensi harus memperhatikan asupan makanan.

"Kalau sudah tahu punya risiko, hipertensi bisa dicegah dan dikendalikan," kata Ketua Umum Indonesian Society of Hypertension (InaSH) ini dalam webinar, Rabu (14/10).

Baca Juga: Denny Siregar Serang Ridwan Kamil, Jimly Asshiddiqie Sebut Gubernur Bukan Penyalur Aspirasi

Makanan yang membuat tubuh jadi gemuk dan menimbulkan obesitas arus dihindari. Karena, kegemukan menimbulkan hipertensi. 

Perbanyak mengonsumsi makanan-makanan rendah lemak. Makanan tinggi lemak dan kalori diperpara gaya hidup tidak sehat bisa mempertinggi risiko tekanan darah tinggi. 

Menurut Tunggul, ubahlah gaya hidup jadi lebih sehat. Terutama bagi orang-orang yang memang mempunyai risiko terkena hipertensi. 

Baca Juga: Italia vs Belanda: Berikut Ini Hasil Pertandingan Lengkapnya

"Baru setelah itu minum obat," ungkapnya.

Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, masyarakat dengan usia rentang 30 hingga 40 tahun memiliki tekanan darah normal-tinggi yang berisiko menjadi hipertensi pada lima tahun ke depan.

Hipertensi tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dikendalikan dengan meminum obat. Dengan mengonsumsi obat, tekanan darah menurun. Obat hanya upaya pengendalian tekanan darah, bukan menyembuhkan.

Baca Juga: Ini Dia 10 Makanan yang Cocok Untuk Berbuka Puasa Senin Kamis

Oleh karena itu, penderita hipertensi harus patuh meminum obat agar tekanan darah terkendali dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan lain. ***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah