Sejumlah Negara Kutuk Israel atas Penyerangan di Masjid Al-Aqsa

- 9 Mei 2021, 08:42 WIB
 Bentrokan Terjadi Antara Polisi Israel dengan Warga Palestina yang Sebabkan 205 Warga dan 17 Polisi Luka-luka.*
Bentrokan Terjadi Antara Polisi Israel dengan Warga Palestina yang Sebabkan 205 Warga dan 17 Polisi Luka-luka.* /Reuters

GALAJABAR - Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UAE) mengecam rencana Israel untuk mengusir warga Palestina dari rumah di tanah yang diklaim oleh pemukim Yahudi, setelah bentrokan pada malam hari di Yerusalem.

Polisi Israel menembakkan peluru karet dan granat setrum ke arah pemuda Palestina di masjid Al-Aqsa Yerusalem pada Jumat 7 Mei 2021 malam.

Bentrokan di situs tersuci ketiga Islam dan di sekitar Yerusalem Timur, yang melukai 205 warga Palestina dan 17 petugas polisi, terjadi di tengah kemarahan yang meningkat atas rencana penggusuran.

Baca Juga: Ridwan Kamil Maju di Pilpres 2024, Desy Ratnasari dan Airin Rachmi Diany Berpeluang di Pilgub Jabar

"Arab Saudi menolak rencana dan tindakan Israel untuk mengusir puluhan warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem dan memaksakan kedaulatan Israel atas mereka," kata Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan Al Arabiya.

UAE, yang menormalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu, "mengutuk keras" bentrokan dan potensi penggusuran, seperti disampaikan dalam pernyataan Menteri Luar Negeri Khalifa al-Marar, yang mendesak otoritas Israel untuk mengurangi ketegangan.

Dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara WAM, Marar menekankan "perlunya otoritas Israel untuk memikul tanggung jawab mereka untuk memberikan perlindungan yang diperlukan terhadap hak warga sipil Palestina."  

Baca Juga: Roket China Akan Hantam Bumi Esok Hari, Melayang di Atas Selandia Baru Kemungkinan Kenai Indonesia?

"Untuk menjalankan agama mereka, dan untuk mencegah praktik yang melanggar kesucian Masjid Al-Aqsa."

UAE dan Israel tahun lalu setuju untuk menormalisasi hubungan sebagai bagian dari perjanjian yang ditengahi oleh Amerika Serikat.

Arab Saudi, tempat kelahiran Islam, telah lama mendukung perjuangan Palestina dan menghindari kontak resmi dengan Israel.

Riyadh diam-diam menyetujui apa yang disebut Abraham Accords (Perjanjian Abraham) tetapi berhenti mendukungnya.

Baca Juga: Said Didu : Bipang Sengaja Dibuat Untuk Alihkan 2 Isu Sensitif, Apa Saja?

Perjanjian tersebut dinamai menurut nama patriark umum Abraham, yang dianggap sebagai nabi oleh tiga agama -- Yahudi, Kristen, dan Islam.

Pada November, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan perjalanan ke Arab Saudi dan bertemu dengan putra mahkota Arab Saudi, dalam kunjungan pertama yang dikonfirmasi secara publik di sana oleh seorang pemimpin Israel.***

Editor: Brilliant Awal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah