Network
GALAJABAR - Vaksin booster Covid-19 Moderna dan booster khusus Omicron tidak menunjukkan adanya perbedaan perlindungan yang signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa booster khusus Omicron mungkin tidak diperlukan.
Hal itu disampaikan oleh tim peneliti pemerintah Amerika Serikat pada Jumat, 4 Febbruari 2022, di mana para peneliti itu sudah melakukan uji klinis atau studi terhadap kera.
Kera-kera yang sudah disuntik vaksin Moderna dua kali dan menerima booster pada bulan ke sembilan atau vaksin khusus varian Omicron. Para ilmuwan menguji berbagai aspek respons imun hewan tersebut dan menulari mereka virus.
Peneliti menemukan kedua booster menghasilkan "peningkatan respons antibodi penetralisir yang sebanding dan signifikan" terhadap semua varian yang mengkhawatirkan, termasuk Omicron.
Baik Moderna maupun BioNTech/Pfizer sudah mulai menguji booster khusus Omicron pada uji klinis manusia. "Ini kabar yang sangat, sangat bagus," kata Daniel Douek, peneliti vaksin di Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular yang juga memimpin studi tersebut.
"Itu artinya kita tidak perlu merancang ulang vaksin untuk membuatnya menjadi vaksin khusus Omicron," katanya.
Douek mengaku yakin alasannya adalah bahwa vaksin asli dan vaksin khusus Omicron mempunyai "reaksi silang," yang artinya mereka mengenali banyak varian yang berbeda.
Hasilnya persis dengan studi pengujian booster Moderna khusus varian Beta, kata Dr. John Moore, profesor mikrobiologi dan imunologi di Weill Cornell Medical College.
