NGERI! Rusia vs Ukraina Panas, Ahli Sebut Negara Barat Diam Tak Berkutik Gegara Putin Miliki Senjata Mematikan

- 27 Februari 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi - Perkembangan peperangan antara Rusia dan Ukraina, negara terluas di dunia itu meluncurkan serangan rudal dan artilerinya.
Ilustrasi - Perkembangan peperangan antara Rusia dan Ukraina, negara terluas di dunia itu meluncurkan serangan rudal dan artilerinya. /pixabay @robertwaghorn

GALAJABAR - Hampir sepekan lamanya, serangan Rusia ke Ukraina belum juga berakhir.

Bahkan, sejumlah negara Barat pun dikabarkan tidak bisa menghentikan serangan Rusia ke Ukraina.

Seorang ahli dari Australia, Dr Leonid Petrov mengungkapkan alasan di balik sejumlah negara tersebut tak mampu menghentikan invasi Rusia ke Ukraina.

Menurutnya, senjata nuklir Rusia menjadi alasan utama negara Barat tidak berani menghentikan invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: RI Absen dari Daftar Negara Penolak Invasi Rusia ke Ukraina?

"Vladimir Putin memiliki senjata nuklir dan tidak ada yang benar-benar berani menghadapi Rusia yang bersenjata nuklir," jelasnya dilansir Galajabar dari laman Daily Mail pada Ahad, 27 Febuari 2022.

"Putin tidak dalam kondisi pikiran yang stabil,” sambungnya.

Lebih jauh, Dr. Leonid Petrov membeberkan bahwa kini dunia tengah diserang konflik besar.

Tak hanya itu, dirinya menyebut bahwa Putin kini tak bisa dihentikan begitu saja, apalagi terkait konflik Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Pemilu 2024 Mau Diundur Karena Aspirasi Rakyat, AHY Bingung: Rakyat yang Mana?

“Vladimir Putin tidak bisa dihentikan oleh Barat. Saya percaya dunia sekarang berada di ambang konflik besar yang baru,” katanya.

Meski begitu, ahli tersebut rupanya mengaku khawatir atas serangan Rusia ke Ukraina.

Dirinya kemudian menilai bahwa serangan ke Ukraina bisa menjadi awal dari ekspansi Rusia yang bergulir ke negara-negara tetangga seperti Estonia, Latvia, Lithuania, dan bahkan Polandia.

Dr. Leonid Petrov menyebut bahwa Vladmir Putin berkeinginan untuk memulihkan wilayah era Soviet Rusia, dan mungkin juga menargetkan tetangganya di Asia Tengah.

Baca Juga: Bersaing dengan Madrid dan Barca, City Dikabarkan Terdepan Datangkan Erling Haaland Musim Panas Mendatang

Meski demikian, Rusia masih takut pada Cina, dan bahkan Uni Soviet yang dulu sangat kuat takut akan invasi Cina selama tahun 1970-an dan 80-an.

Maka dari itu, jika negara Barat ingin berdamai dengan Cina, terutama AS mengakhiri perang dagangnya dengan Cina, maka ia yakin itu cukup untuk membuat Vladimir Putin dan Rusia ragu.

"Untuk lebih bersahabat dengan Cina mungkin akan menjadi langkah cerdas bagi Barat. Cina lebih rentan terhadap tatanan dunia berbasis aturan daripada Rusia,” katanya.

Baca Juga: Akademi Persib Cimahi Berharap Bisa Pasok Pemain untuk Timnas Indonesia

Lebih lanjut, ahli tersebut lantas mengungkapkan sanksi bagi Rusia atas serangan yang terus ditujukan kepada Ukraina.

Dikatakan Dr. Leonid Petrov bahwa ke depannya Moskow akan dikucilkan secara diplomatis oleh komunitas internasional.

Mirisnya, Rusia akan dikenai sanksi yang lebih parah juga agresif.

“Rusia akan dikenai sanksi yang lebih agresif dan saya yakin Moskow akan dikucilkan secara diplomatis oleh komunitas internasional. Tapi saya pikir itulah yang diinginkan Presiden Vladimir Putin," ucapnya.

Baca Juga: Kisruh Perpanjangan Masa Jabatan Jokowi, Golkar: yang Tidak Bisa Diubah Hanya Kitab Suci

"Dia ingin isolasi, dia ingin memerintah Rusia tanpa batas. Dia tidak perlu diintegrasikan dengan ekonomi atau komunitas dunia,” sambungnya.***

 
 

Editor: Noval Anwari Faiz

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x