Jelang Pilpres 2024, Anies Baswedan Didukung 3 Parpol, Refly Harun Sebut Nama Jokowi Hingga Moeldoko

1 Maret 2021, 14:21 WIB
Refly Harun /Tangkapan Layar YouTube.com/ Refly Harun

GALAJABAR - Ahli hukum tata negara, Refly Harun mengungkapkan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki keinginan yang besar untuk mencalonkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk maju sebagai presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Menurutnya, hingga saat ini PKS belum mempunyai sosok figur yang cukup menonjol untuk dijadikan sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2024.

“Kalau kita bicara tiga partai ini. Selain PAN, PKS merupakan partai yang paling mungkin menjagokan Anies Baswedan karena sampai saat ini PKS tidak memiliki kader yang cukup menonjol untuk dijagokan sebagai calon presiden,” ujar Refly Harun yang dikutip Galamedia dari kanal Youtube pribadinya, @Refly Harun, 1 Maret 2021.

Baca Juga: Sesuai Saran Menteri Kesehatan, Wali Kota Bogor Bima Arya Batal Divaksin Covid-19

“Termasuk ketua umumnya karena elektabilitas ketua umum dan sekjennya tidak tinggi amat. Oleh karena itu, mereka membutuhkan figur lain yang identik dengan PKS seperti Anies Baswedan,” lanjutnya.

Di sisi lain, Refly menilai sosok Surya Paloh sebagai seseorang yang jeli dalam melihat peta politik pada pilpres sebelumnya pada tahun 2019.

Hal ini dapat dibuktikan dengan gerakan manuver politiknya yang mendukung Joko Widodo (Jokowi) untuk maju menjadi presiden pada Pilpres 2019.

Baca Juga: Pemiliki Online Shop Wajib Tau : 8 Aplikasi Berguna Buat Para Online Shop

Menurutnya, Surya sudah mengetahui bahwa Jokowi tidak memiliki ikatan yang terlalu kuat dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“Nasdem hari ini adalah Nasdem yang mendukung Jokowi. Bahkan, yang pertama kali mendeklarasikan. Kita tahu bahwa Surya Paloh ini merupakan sosok yang jeli sehingga dia tahu arah angin kekuasaan itu berembus,” ujarnya.

 “Meskipun Jokowi berasal dari rahim PDIP,  sesungguhnya akan lebih cocok dikatakan sebagai presiden non partai. Jadi ikatannya enggak kuat-kuat amat sama PDIP,” lanjutnya.

Baca Juga: Punya Pacar Satu Kantor? Simak nih, 5 Risiko yang Wajib Kamu Ketahui

“Dia ini seorang pengusaha yang mau jadi wali kota lalu diajukan partai politik. Jadi, Jokowi bukan seorang kader sejati PDIP,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Refly merasa tidak heran jika kebijakan Presiden Jokowi dapat dipengaruhi oleh sosok seperti Surya Paloh, Luhut Binsar Panjaitan, Moeldoko, hingga Hendro Priyono.

Menurutnya, tokoh-tokoh tersebut tidak memiliki elektabilitas yang cukup kuat untuk bertarung di Pilpres 2024.

Baca Juga: Delapan Peristiwa Bersejarah di Bulan Maret yang Harus Kamu Ketahui 

“Jadi tidak heran, di ring istana itu yang bisa memengaruhi kebijakan Jokowi tidak hanya Megawati Soekarnoputri tetapi banyak tokoh-tokoh lainnya seperti Surya Paloh, Luhut Binsar Panjaitan, Moeldoko, hingga Hendro Priyono,” ujarnya.

“Namun, di antara mereka belum tentu memiliki elektabilitas untuk dijadikan sebagai capres,” lanjutnya.

Dari hal tersebut, koalisi istana akan timbul masalah besar terkait sosok siapa yang harus mereka dukung.

Baca Juga: Wajib Tahu! 7 Tanda Kamu Sedang Lelah Secara Mental, Segera Minta Nasihat Ahli

Menurut Refly, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Puan Maharani merupakan sosok yang digadang-gadang akan mendapatkan dukungan penuh dari koalisi istana.

“Kalau  Jokowi selesai, masalahnya siapa yang akan dijagokan koalisi istana,” ujarnya.

“Jadi, kita bisa sebut calon-calon dari koalisi istana tersebut ialah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Puan Maharani,” lanjutnya.

Baca Juga: Sindir AHY, Jhoni Allen: AHY Berada di Puncak Gunung Tanpa Pernah Mendaki, Tidak Tahu Tata Cara Turun Gunung

“Kalau yang dijagokan itu Prabowo-Puan Maharani atau Prabowo-Ganjar ataupun sebaliknya, maka Nasdem tidak akan dapat apa-apa. Tentu yang akan memetik keuntungan adalah Gerindra dan PDIP,” ungkapnya.

Selain karena Surya Paloh, hal ini  merupakan salah satu penyebab utama Partai Nasdem akan mendukung Anies Baswedan.

“Maka dari itu, Nasdem harus keluar dari koalisi istana dan mendukung Anies Baswedan. Tapi orang akan merasa aneh dengan hal itu karena Nasdem sendiri sering menggebuk Anies,” ujarnya.

Baca Juga: KKP Tangkap 3 Kapal Pelaku Pelanggaran di Teluk Tolo, Direktur PSDKP: Patuhi Undang-Undang

“Politik ini akan selalu cair. Sekarang banyak kader Nasdem yang tidak suka dengan Anies. Akan tetapi, jika Surya Paloh memutuskan untuk mengusulkan Anies sebagai capres. Maka polemik itu akan selesai,” lanjutnya.

Refly pun mengungkapkan elektabilitas Anies akan semakin tinggi jika dirinya dipasangkan dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo.

“Apalagi jika Anies dipasangkan dengan Ganjar, maka elektabilitas akan semakin tinggi,” ujarnya.

Baca Juga: Zainudin : Indonesia Ditargetkan Tembus Peringkat 10 Besar Olimpiade 2032

“Hal ini berlaku jika Ganjar sudah tidak dipakai PDIP untuk pencalonan presiden dan wakil presiden. Sementara, Ganjar sudah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Gubernur Jateng,” lanjutnya.

“Masa dia ingin menjadi wali kota. Kalau ingin jadi menteri juga tergantung dengan koalisinya. Sedangkan untuk presiden itu tergantung dengan Megawati dan PDIP,” ungkapnya.

Namun, hal ini bisa menjadi dilema bagi Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri.

Baca Juga: Ungkap Siapa Sesungguhnya Kudeta Demokrat, Jhoni Allen: SBY Ambil Kekuasaan dari Anas Urbaningrum

Menurut Refly, Puan Maharani bukan sosok yang kuat dalam Pilpres 2024. Hal ini disebabkan karena elektabilitas Puan yang belum menunjukkan kenaikan.

“Jika elektabilitasnya tertinggi no down, Megawati pasti mencalonkan Puan Maharani,” ujarnya.

“Nah, menurut saya, Puan ini bukan kartu hidup sampai 2024 karena hal ini bisa dibuktikan dengan elektabilitas yang tidak kunjung naik,” lanjutnya.

“Ini yang menjadi dilema untuk Megawati,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam memprediksi ada tiga partai politik (parpol) yang berpotensi mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Tiga parpol itu adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Nasdem, dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Menurutnya, syarat maju pilpres adalah mendapatkan dukungan parpol. (Penulis: Dharma Anggara)***

Editor: Noval Anwari Faiz

Sumber: YouTube Sobat Dosen

Tags

Terkini

Terpopuler