Menurut Tubagus, dari ratusan bencana tersebut, tanah longsor paling mendominasi bencana di Kabupaten Garut. Berdasarkan data yang didapatkan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kata Tubagus, risiko tanah longsor di Kabupaten Garut masuk kategori menengah hingga tinggi.
Baca Juga: KPK Periksa Edhy Prabowo Sebagai Saksi untuk Tersangka PT DPP
"Kita juga dapat data dari PVMBG per November, Kabupaten Garut masuk kategori menengah-tinggi untuk kejadian tanah longsor. Ditambah data BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), curah hujan yang tinggi masih akan terjadi," ujarnya.
Tubagus mengatakan, potensi bencana tanah longsor hampir merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Garut. Ia menyebutkan, sejak Januari-Oktober, dari total 240 bencana yang terjadi, 133 di antaranya merupakan tanah longsor. Akibatnya, 4.177 jiwa terdampak bencana itu.
Sementara bencana banjir, lanjut Tubagus, terjadi sebanyak 46 kejadian dan mengakibatkan 8.343 jiwa terkena dampaknya. Bencana lainnya yaitu gempa bumi 29 kejadian, angin puting beliung 19 kejadian, dan pergerakan tanah 13 kejadian.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini, Rabu 3 Desember 2020, Emas Antam Naik, Emas Retro Stabil
Tubagus mengungkapkan, bencana di Kabupaten Garut masih rawan bertambah. Apalagi, BMKG memprediksi musim hujan di Kabupaten Garut masih berada di periode awal. Diperkirakan, musim hujan masih akan terjadi dan memasuki periode puncaknya pada Februari 2021.
Menurut Tubagus, BPBD Garut sudah berkoordinasi dengan aparat kecamatan dan desa, terutama di wilayah selatan untuk memperkuat mitigasi bencana. Aparat di wilayah ditugaskan untuk membuat pemetaan lokasi yang rawan terjadi.
Selain itu, tambah Tubagus, pihaknya juga secara persuasif terus mengimbau masyarakat untuk tetap wasapada.
Baca Juga: Aplikasi Google 2020 : Genshin Impact Gim Terbaik, Disney+ Terfavorit